JNGGA

Minggu, 31 Mei 2020

"Simple Thing Called Love" by Anna Triana

Judul          : Simple Thing Called Love
Penulis       : Anna Triana
Penerbit      : Elex Media Komputindo
ISBN          : 978 - 602 - 02 - 5781 - 5
271 hlm
Rate 4/5




Pertama kali baca novel ini... ngerasa B aja. Bukan, bukan, bukan berarti novel ini nggak bagus atau aneh. Tapi maksud 'biasa' disini yaitu novel ini sama dengan novel pada umumnya. Tema yang diangkat sangat sederhana, seperti kisah-kisah romance teenlit kebanyakan.

Tapiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii setelah aku baca lebih lanjut. Ternyata novel ini menarik. Baik, aku akan menceritakan sinopsisnya dulu..

Mengisahkan tentang persahabatan beda gender yang bernama Dee Dee dan Kano yang sering gagal nonton konser band favorit mereka, The Cliff. Dee Dee sedih banget waktu lagi-lagi dia nggak bisa ketemu drummer band pujaannya, Dido. Pasalnya, baik Dee Dee dan Kano, sama-sama belum pernah nonton live concert mereka. Berbeda dengan Kano yang biasa-biasa aja, Dee Dee malah terlihat sangat kecewa. Kano yang akhirnya nggak tega liat Dee Dee sedih, akhirnya memberikan cewek itu tiket liburan ke Australia yang didapat dari undian berhadiah. Nah di Australia itu akhirnya Dee Dee secara kebetulan ketemu sama Dido. Bahkan sempat pergi dan ngobrol bareng. Bisa ditebak kan selanjutnya mereka jadi dekat?

WARNING, SPOILER!!

Mungkin ceritanya simpel dan sederhana banget ya? Iya emang. Tapi yang aku suka adalah, novel ini diluar ekspektasi banget. Kalau pada kisah-kisah persahabatan lain pasti akhirnya happy ending dan mereka akhirnya pacaran, disini enggak. Awalnya ku kira juga Dee Dee bakal pacaran sama Kano, karena suatu ketidakmungkinan kalau dia harus pacaran sama Dido yang notabene selebritis. Tapi ternyataaaaaaa penulis nekat
membuat akhir cerita yang diluar dugaan pembaca. Yaps! Akhirnya Dee Dee pacaran sama Dido! Lalu Kano? Tetap sahabatan sama Dee Dee walau dia sudah Kano mengungkapkan perasaannya dan jujur kalau Kano suka sama Dee Dee.

Dari kejadian ini, aku  melihat kalau penulis ingin mematahkan stigma kebanyakan orang yang bilang, "Cewek dan cowok nggak akan bisa sahabatan kayak sebelum-sebelumnya, kalau sudah melibatkan cinta didalamnya." Atau "Aku nggak mau jatuh cinta sama sahabat sendiri, karena takut persahabatannya rusak." Klasik banget kan? Hayo ngaku siapa yang pernah terjebak dalam friendzone? Hehe..

Dalam novel ini, digambarkan sikap Kano setelah dia mengungkapkan perasaannya sama Dee Dee. Dia benar-benar berusaha bersikap seperti biasa walau rasa canggung menyelimuti keduanya, apalagi posisinya Dee Dee baru patah hati karena Dido. Kano membuktikan jika dalam persahabatan bisa ada cinta tanpa menghancurkan persahabatannya, bahkan ketika Dee Dee udah pacaran sama Dido.

Pada kenyataannya, sebuah persahabatan nggak akan hancur -kalau salah satunya punya perasaan- asalkan mereka mau sama-sama terbuka dan bicara. Nggak ada ambisi dan keinginan memiliki berlebihan. Karena kalau dipikir-pikir persahabatan yang hancur, adalah persahabatan yang dilandasi rasa suka dan nggak mau menerima kenyataan, saat salah satunya nggak punya perasaan yang sama. Hingga timbullah rasa nggak nyaman dari salah satunya.

Bagi orang yang nggak suka fiksi mungkin bakal mikir, "ini novel keliatan banget fiksinya. Yamasa ada seleb mau pacaran sama orang biasa? Terlalu imajinatif." Aku juga nggak memungkiri untuk mikir kesana. Tapi sekali lagi, yang kulihat, penulis ingin menyampaikan pesan pada pembacanya bahwa, setiap hal yang kamu impikan -dalam hal apapun- ketika diusahakan secara maksimal dan tidak menyerah, pasti akan tercapai juga. Walau pun sesuatu itu adalah sesuatu yang nggak mungkin untuk dicapai. Ini semua cuma masalah waktu dan kesiapan, ketika kamu siap, pasti sesuatu yang diidam-idamkan akan tercapai juga.

Terus terus pesan lainnya adalah, segala hal yang memang untuk kita, sesulit apapun jalannya pasti akan balik lagi ke kita. Beda halnya kalau sesuatu itu bukan untuk kita, seberapa kuatpun kita genggam akhirnya bakal lepas juga.

Intinya sih jangan berlebihan terhadap sesuatu hal, apalagi dalam hal mencintai makhluk, karena sejatinyaaaaa ketika kamu berharap pada makhluk, ketika itu juga kamu menginvestasikan kekecewaan untuk diri kamu  hehe (itu sih pendapatku pribadi)
.
Anyway, novel itu cocok bgt dibaca diwaktu-waktu senggang dan santai. Saat kamu capek dan butuh hiburan dari deadline kantor, saat kamu butuh refresing dari kerjaan yang nggak kelar-kelar atau saat kamu nunggu bus di halte dan duduk di dalam kereta di tengah perjalanan, novel ini cocok banget dibaca. Karena ceritanya yang ringan dan diksinya yang gampang dimengerti.

Jumat, 11 Oktober 2019

"Peek A Boo, Love" karya Sofi Meloni



Judul                           : Peek A Boo, Love
Penulis                         : Sofi Meloni
Penerbit                       : Gramedia Pustaka Utama
ISBN                           : 978 – 602 – 03 – 2408 – 1 
248 hlm
Rate     4/5

Sinopsis :
Hey, Cinta. Apakah kamu di sana? Oh, tidak? Mungkin di sini? Tidak juga ternyata. Sebenarnya kamu di mana?
Memulai kehidupan profesional tidak semudah yang kubayangkan saat aku memutuskan pindah ke Jakarta. Macet dan polusi di mana-mana, Transjakarta yang sesak, serta kopi pahit yang disodorkan rekan kerjaku setiap pagi. Belum lagi atasanku, Pak Daniel, yang kelewat misterius.
Semuanya semakin rumit saat masalah datang dan mempertemukanku kembali dengan Evan, pria yang mengajakku berkenalan di halte Transjakarta. Kejutan lainnya adalah Sam, teman chatting-ku, yang ternyata juga berada di kota yang sama denganku dan mengajak ketemuan! Entah berapa banyak lagi kejutan yang menantiku di kota metropolitan ini.
Hey, Cinta. Apa aku akhirnya akan menemukanmu di sini?
-          Lulu –

Setelah saya berhasil mereview novel Look At Me, Please kemarin, kali ini saya akan mereview novel Peek A Boo, Love. Novel ini masih ditulis oleh Sofi Meloni atau yang biasa kita sapa rainhujan. Peek A Boo, Love adalah novel kedua yang mengusung genre romance chicklit. Yap pada novelnya kali ini, tidak ditemukan adegan-adegan dewasa implisit seperti yang terdapat pada novel sebelum dan sesudahnya.
Novel ini meceritakan seorang wanita bernama Lulu yang jatuh cinta pada Evan, seseorang yang mengajak Lulu berkenalan di Transjakarta. Malang nasibnya, Lulu harus merasakan patah hati oleh Evan bahkan sebelum hubungan mereka dimulai, karena ternyata yang menjadi target Evan adalah Cindy, rekan sedivisi Lulu yang naksir berat pada atasan mereka, Pak Daniel. Singkat cerita, saat hatinya porak poranda oleh cinta semu Evan, satu kenyataan terungkap. Lulu berhasil mengetahui identitas dari Sam, teman chatting nya yang selalu menemani Lulu mencurahkan isi hatinya, yang tak lain adalah Pak Daniel.
Tentu hal ini sempat menjadi akward moment saat Lulu berhasil mengetahui kebenarannya. Ketika hubungan Evan-Cindy kian mendekat, hubungan Lulu dan Sam pun kian berbunga. Debar-debar rasa yang tidak biasa mulai tumbuh di hati Lulu. Namun seiring kedekatan mereka, ada saja orang-orang yang tidak suka melihat mereka bersama. Dia adalah Cindy yang masih ingin memiliki Pak Daniel, dan Evan yang mulai merasa sesak saat melihat kebersamaan Lulu dan Pak Daniel.
Peek A Boo, Love memiliki tema percintaan antara atasan dan bawahan. Walau mengusung tema demikian, novel ini memiliki kisah percintaan yang lebih logis, yakni antara kepala divisi dan bawahannya.
Bagi saya tema yang dimiliki masih sangat sederhana, namun cara pengemasannya terbilang elegan dan santai, sehingga pembaca merasa tertarik dan semakin penasaran untuk terus membaca ceritanya lebih jauh lagi. Jalan cerita yang dihadirkan pun unik dan menarik dengan segala keringanannya yang ada, dengan segala kelogisan yang mungkin bisa terjadi, walau ada beberapa adegan yang dirasanya tidak logis dan hanya terjadi pada dongeng.
Selain tema dan jalan cerita, tokoh yang dihadirkan pada novel ini pun terbilang memiliki karakter yang kuat. Tokoh yang berberan penting disini ada 4, yaitu Lulu, Daniel, Evan dan Cindy. Lulu dan Daniel jelas harus saya kategorikan sebagai tokoh protagonis karena mereka memiliki perwatakan yang baik. Cindy harus saya kategorikan sebagai tokoh antagonis karena perwatakannya yang jahat dan Evan antagonis-protagonis. Dimana pada awal cerita dia memiliki sifat antagonis dan di akhir menjadi protagonis.
 Pada awalnya saya merasa jika dalam kisah ini Daniel tidak memiliki peran penting dan hanya bertugas sebagai tokoh pemanis saja, namun setelah saya baca lebih jauh, Daniel memiliki peran yang sangat penting yang pada akhirnya digantikan oleh Sam.
Kisah cinta yang dihadirkan masih sama, tentang cinta segitiga dengan tokoh wanita cantik dan serba bisa untuk memikat pria. Sakit hati dan patah pun sempat dirasakan Lulu sebelum akhirnya dia menemukan kebahagiaannya sendiri dengan Daniel.
Penokohan yang ada begitu kuat. Setiap karakter yang hadir memiliki porsi yang berbeda namun terasa pas dan menarik. Tidak jauh berbeda dengan jalan ceritanya yang simpel namun tidak membuat bosan. Bukan hanya itu, selama saya membaca novel ini, saya begitu menikmati cerita dengan diksi yang rapi dan lugas. Semua diksi yang dipilih terasa ringan dan mudah dimengerti oleh pembaca, juga quotes-quotes cinta yang dirasa sangat bermanfaat dan menyentuh.
Harus saya akui, pada novel ini, kemampuan menulis Sofi begitu signifikan. Jika pada review sebelumnya saya katakan jika Look At Me, Please diibaratkan sebagai peyempurnaan karena minim kesalahan, pada novel ini saya menemukan beberapa kekurangan yang dirasa terasa janggal. Kekurangannya terletak pada cara penulis untuk membiarkan beberapa masalah tidak diurikan secara rinci dan membiarkan mengambang begitu saja. Hal tersebut terdapat pada adegan dimana pada akhirnya Evan meninggalkan Cindy dan kembali mengejar Lulu. Penulis tidak menjelaskan lebih jelas alasan yang membuat Evan meninggalkan Cindy dan Cindy kembali pada tujuan utamanya untuk memikat Daniel.
Saya tidak tau maksud dari penulis apa, mungkin penulis memberikan kebebasan bagi pembaca untuk menerka apa yang terjadi atau mungkin juga memang tidak ingin dibahas lebih jauh karena tidak menemukan solusi pada masalah tersebut, atau mungkin juga penulis ingin membatasi kasus agar novel tersebut tidak panjang dan terkesan kemana-mana sehingga menjadikan novel ini monoton dan membosankan. Yang jelas, bagi saya, ketidak tuntasan penulis dalam menyelesaikan kasus itu sedikit mengganggu karena terasa ada hal yang masih mengganjal.
Namun pada akhirnya saya tetap mengakui jika novel ini merupakan bentuk penyempurnaan dari novel sebelumnya, Stay With Me, Tonight yang saya rasa monoton dan terlalu banyak konflik (di lain waktu saya akan review novel tersebut). Jika saya jabarkan kesempurnaan dari ketiga novel Sofi Meloni, akan didapat seperti ini Stay With Me Tonight masih banyak kesalahan dengan cerita yang sedikit monoton dan konflik terasa panjang, novel Peek A Boo, Love walau masih terdapat kekurangan, namun novel ini terasa lebih sempurnadari pada novel sebelumnya dan novel Look At Me, Please novel yang –saya rasa- sempurna karena hampir tidak memiliki kesalahan. Dan disini saya bsa melihat kemampuan menulis penulis yang begitu rapi dan tertata juga signifikan.
Akhir kata, saya akui novel ini cocok dibaca diwaktu senggang, saat bersantai dan berakhir pekan karena ceritanya yang ringan juga konfliknya yang tidak berbelit-belit. Sekian review yang dapat saya sampaikan untuk novel Peek A Boo, Love, mohon maaf jika terdapat kesalahan. Akhir kata saya ucapkan terima kasih :D


Selasa, 24 September 2019

"Look At Me, Please" Sebuah Penyempurnaan Dari Novel Sebelumnya


Judul                           : Look At Me, Please
Penulis                         : Sofi Meloni
Penerbit                       : Elex Media Komputindo
ISBN                           : 987 – 602 – 02 – 8629 – 7
295 hlm
Rate     4/5

Sinopsis :
Mencintai berarti merelakan orang yang kita cintai bahagia bersama orang lain?
OMONG KOSONG!
Cinta itu tidak melulu soal merelakan, namun juga soal perjuangan.
Bodoh namanya jika aku merelakan kamu –yang jelas-jelas pernah mencintaiku- demi wanita yang diam-diam sudah menusukku dari belakang.
Delapan tahun aku hidup dalam sebuah kebohongan yang mengatasnamakan persahabatan.
Aku bukan malaikat.
Aku juga bukan orang suci yang bisa pasrah dan menerima begitu saja apa yang telah terjadi sebelumnya.
Kini tiba saatnya untuk aku memperjuangkan kembali kelanjutan cerita di antara kita.
Kamu harus sadar bahwa aku juga ada di sini menunggumu sadar, bahwa ada akhir bahagia untuk cerita kita.
We can have our happy ending, so look at me, please.
-Laras-

Look At Me, Please adalah novel ketiga dari Sofi Meloni (atau yang sering kita sapa rainhujan) yang mengusung tema romance dewasa. Sebelumnya, Sofi sempat menulis novel Stay With me Tonight yang juga mengusung tema romance dewasa dan Peek A Boo, Love yang mengusung tema romance chicklit.
Pada novel ketiganya, Sofi seperti ingin kembali bermain dengan imajinasi-imajinasi liarnya setelah Stay With Me, Tonight sukses menjadi debut awalnya dalam dunia tulis-menulis. Namun, berbeda dengan novel-novel sebelumnya, saya rasa novel ketiga ini lebih menarik dan rapi. Seperti penyempurnaan dari novel-novel Sofi Meloni yang lain, Look At Me, Please sangat minim kesalahan. Penulis berhasil menunjukan kemampuannya dalam menutupi kesalahan yang ada pada novel-novel sebelumnya.
Berbicara mengenai tema, penulis masih mengambil tema yang sangat biasa dan sering dipakai oleh penulis lain, yakni persahabatan dan cinta. Diceritakan seorang perempuan bernama Laras yang menyukai teman semasa SMAnya bernama Gerry -yang juga pernah mencintai Laras-. Namun sayangnya takdir tidak menghendaki keduanya untuk bersama. Gerry telah memiliki kekasih yang bernama Lily, yang tak lain adalah sahabat Laras.
Laras yang merasa jika cinta harus diperjuangkan, dengan teguhnya terus mengejar Gerry dan beranggapan jika semuanya bisa dirubah kembali. Namun sayangnya Laras hanya terlibat dengan janji palsu semata yang tidak pernah Gerry wujudkan.
Hal menarik bagi saya ketika selesai membaca novel ini adalah, penulis berhasil membuat cerita yang seharusnya sangat biasa menjadi luar biasa. Dia bisa mengemas cerita yang biasa menjadi cerita yang hidup yang bisa memainkan emosi pembaca. Jika biasanya tokoh utama tersiksa dan merana karena diselingkuhi, pada novel ini keadaan dibalik menjadi tokoh utama yang merana karena dia pelaku perselingkuhan atas pacar temannya.
Awalnya, saya kira, Laras adalah orang yang terkhianati oleh Lily karena Gerry berselingkuh dengan sahabatnya. Namun ternyata prediksi saya salah. Yang terjadi adalah sebaliknya. Dalam hal ini, penulis berani membalikkan keadaan, dimana tokoh utama wanita –Laras- dibuat menjadi tokoh yang antagonis sekaligus protagonis. Dalam artian, Laras lah yang menjadi pengkhianat dan berselingkuh dengan pacar sahabatnya sendiri, walau pada akhirnya kita tau kasusnya seperti apa. Tidak ada hal yang dilakukan tanpa alasan, begitupun dengan apa yang dilakukan sang tokoh utama. Dia memiliki alasan tersendiri sehingga menjadi jahat dan berani mengkhianati sahabatnya. Jadi, yang terjadi disini adalah, tokoh utama sebenarnya begitu tersiksa, hanya saja penulis membubuhkan sifat tangguh pada tokoh utama sehingga apa yang teradi kepadanya, bisa dia perjuangkan dan dengan berani dia melawan ketiadakadilan.
Karakter yang dihadirkan dalam setiap tokohnya begitu kuat, sehingga jalan cerita ini begitu hidup dan dinikmati oleh pembaca. Penulis berhasil membangun emosi pembaca. Saya sempat dibuat kesal oleh tokoh utama wanita, pasalnya dia adalah tokoh utama wanita yang kelewat polos dan terbutakan oleh cinta. Berkali-kali dia dibohongi oleh Gerry dan dibuat kesal, namun wanita itu masih saja berbaik hati padanya, walau dia bertekad untuk membocorkan hubungannya pada Lily dan mengatakan jika Gerry miliknya, perlakuan Gerry membuat kesal karena terkesan memanfaatkan Laras. Dengan polosnya Laras masih menganggap jika Gerry masih menyukainya seperti dulu. Selain itu, karakter tokoh laki-lakinya pun sempat membuat saya kesal. Gerry, dibuat tidak tidak pernah peka dan menyebalkan. Begitu plin-plan, tidak ingin meninggalkan Lily namun juga tidak ingin ditinggalkan Laras.
Dan sekali lagi saya harus memuji sang penulis yang pintar bermain karakter. Tokoh utama dibuat seperti antagonis padahal tokoh antagonis nya ada pada tokoh lain. Gerry yang terlihat seperti protagonis ternyata tidak sebaik yang dikira, juga Remy, teman kantor Laras yang terkesan antagonis namun kenyataannya tidak. Dalam hal lain, penulis menghadirkan tokoh utama yang berbeda dari kebanyakan tokoh lainnya. Dia menyisipkan sosok angguh dalam tokoh utama, sehingga tokoh utama terkesan tidak mudah untuk disakiti dan dikalahkan.
Walaupun konflik yang dihadirkan cukup pelik, namun penulis mampu mengemaskan dengan rapi sehingga novel ini terkesan tidak terlalu berat tapi juga tidak terlalu ringan. Pemilihan diksi yang dihadirkanpun membuat novel ini menjadi tidak terlalu berat, namun cukup menguras batin sang tokoh.
Akhir kata, novel ini cocok dibaca ketika santai namun tidak disarankan dibaca oleh anak dibawa usia 17 tahun. Novel ini bergenre dewasa dan ada beberapa adegan dewasa yang ditulis secara implisit. Secara keseluruhan saya harus mengakui jika novel ini hampir mendekati kata sempurna dan tidak ditemukannya kesalahan atau kekurangan. Ditinjau dari semua aspek, novel ini terasa pas, tidak kurang tidak juga lebih, baik dari segi cerita, konflik, karakter tokoh dan alur.

Rabu, 11 September 2019

"Lagu Untuk Renjana" by Aura & Faisal Syahreza




Judul                            : Lagu Untuk Renjana
Penulis                         : Aura Kasih dan Faisal Syahreza
Penerbit                       : The Panas Dalam Publishing
ISBN                           : 978 – 602 – 52576 – 4 – 3
200 hlmn
Rate                             : 4/5

Sinopsis:
“Dialah Gabian, seorang musisi keturunan Indonesia Timur. Tak seperti biasanya, sebuah lagu entah kenapa seolah sulit dia selesaikan, tidak seperti lagu-lagu lainnya. Berbulan-bulan lagu itu tersimpan rapi dalam buku catatan yang selalu dibawanya.
Suatu ketika, Nana hadir dan mengisi sudut lain hati Gabian yang sulit ditembus gadis lain. Gadis enerjik dari keluarga berkecukupan yang memiliki gagasan-gagasan liar soal kehidupan.
Pertemuan yang tak pernah direncanakan, kencan yang berujung diskusi-diskusi panjang tentang kehidupan menjadi perayaan yang selalu menyenangkan. Mereka tak pernah perduli kapan sepakat jadi sepasang kekasih, yang mereka percaya, cinta telah menguasai dengan caranya yang penuh rahasia.
Gabian tidak pernah tau Nana menyembunyikan sesuatu di balik keliaran pikiran yang telah membuat Gabian jatuh hati. Apakah Gabian mampu menyelesaikan lagunya yang lama mengendap setelah Nana mengisi sunyi sudut hatinya?
Sedangkan lagu cinta yang asli, sekali mendengarnya, maka hati kita berkali-kali menyanyikannya.”
(dikutip dari Instagram penulis @Faisal_syahreza & @aurakasih)

Novel Lagu Untuk Renjana merupakan novel kolaborasi antara penyanyi Aura Kasih dan penulis Faisal Syahreza. Konon, novel ini ditulis berdasarkan inspirasi dari lagu Renjana karya Glenn Fredly.
Dibuka dengan idealisme-idealisme seorang musisi, saya rasa novel ini bukan sekadar novel yang bercerita soal cinta saja, didalamnya, diceritakan juga tentang rasa nasionalisme, juga kemanusiaan antar umat beragama.
Diceritakan seorang pendemo yang sedang memperjuangkan haknya sebagai seorang musisi di halaman gedung DPR, pertemuan Gabian dan Nana terbilang unik. Walau memang rasanya seperti kisah dalam sinetron, namun penulis mampu mengemas dan membawa rasa penasaran pembaca untuk terjun lebih dalam ke dalam cerita mereka.
Jalan cerita juga kisah yang dihadirkan pada novel ini sebenarnya sangat sederhana dan klasik, namun dengan kesederhanaan itulah yang membuat jalan ceritanya menjadi hidup dan terasa nyata. Idealisme-idealisme seorang Gabian dan Nana cukup memuaskan untuk saya dengan dibumbui sentilan-sentilan jeritan hati seorang musisi. Mungkinkah idealisme-idealisme yang dihadirkan dalam novel ini, khususnya mengenai idealisme seorang musisi ditulis untuk menyentil kasus RUU Permusikan yang sempat viral beberapa waktu silam? Jawaban saya, ya mungkin saja. Karena beberapa argumen mengarah pada hal itu.  
Konflik yang dihadirkan saya rasa cukup berat yakni percintaan beda agama juga restu dari orang tua dimana status sosial sangat ditekankan dalam cerita ini. Penulis mampu mengemasnya secara rapi. Dengan tidak menyinggung antar umat beragama lain juga tidak membela agama yang satu. Semuanya serba seimbang, semuanya serba pas untuk ukuran sebuah tulisan.
Saya tidak akan membicarakan alur atau pun diksi, karena dua hal itu sudah cukup membuat saya puas. Begitupun dengan kutipan-kutipan yang terdapat dalam novel ini.
Kesimpulannya adalah novel ini bukan hanya menceritakan tentang romantisme belaka, tetapi novel ini pun menceritakan humanisme. Bukan hanya berisi soal cinta terhadap pasangan, namun novel ini berisi tentang cinta kepada makhluk juga cinta kepada Tuhan. Bagaimana cara kita bisa menghargai perbedaan, bagaimana kita bisa menghormati perbedaan terutama perbedaan antar umat beragama yang saat ini sedang ramai dibicarakan. Juga bercerita bagaimana status sosial juga jabatan tidak menjamin manusia bahagia, tidak menjamin manusia menjadi mempunyai derajat yang tinggi di hadapan Tuhan.
Sekian yang bisa saya sampaikan untuk novel Lagu Untuk Renjana, intinya, saya suka sekali sama novel ini, ceritanya menarik dan wajib banget buat dibaca dikala santai. Jangan lupa kopi/teh/coklat panas, senja juga lagu Renjana dari Glenn Fredly yang akan membuat kamu semakin menikmati alur cerita yang dihadirkan.

Senin, 05 Agustus 2019

Pikiran dan Perjalanan: Sebuah Perjalanan Tanpa Henti, Sebuah Usaha Tanpa Kenal Lelah



Setelah empat tahun berlalu, akhirnya pada Maret 2019, grup band indie asal Jakarta ini meluncurkan album keduanya bertajuk Pikiran dan Perjalanan. Berisi 9 lagu dengan dua lagu diantaranya telah rilis lebih dulu sebagai single. Para penikmat Barasuara pun bersorak ketika mendengar lagu-lagu dari Band Indie ini.
Dari kesembilan lagu, perhatian saya terpusat pada lagu Pikiran dan Perjalanan. Entah kenapa, dari semua lagu yang ada, saya lebih tertarik untuk mengulik lirik pada lagu ini. Bagi saya, lagu ini memiliki daya magis yang besar juga makna yang lebih dalam untuk bisa saya bagi pada para pembaca.
“Lagu yang judulnya menjadi nama dari album kedua mereka ini ternyata menceritakan tentang pengaruh kuat orang lain dalam mempengaruhi pilihan yang kita buat.
‘Kita selalu ada di persimpangan, memilih mana yang pantas dan mana yang baik, namun itu nggak pernah jadi sesuatu yang mudah. Pengaruh eksternal dalam pemilihan memang selalu kuat, mungkin ada baiknya sekali-kali kita tentukan sendiri,’ papar Iga.”

Seperti yang dikutip dalam kutipan diatas, lagu PIKIRAN DAN PERJALANAN bercerita tentang pengaruh kuat orang lain dalam mempengaruhi pilihan yang kita buat. Namun, bagi saya, dalam lagu ini memiliki arti lain selain arti yang dipaparkan oleh Iga. Ada makna lain dalam lirik lagu PIKIRAN DAN PERJALANAN selain pengaruh kuat orang lain, yakni tentang harapan, cita-cita juga mimpi yang harus dikejar dan diperjuangkan.
Baiklah, sebelum memulai untuk mengulik liriknya, saya akan menuliskan dulu lirik dari lagu Pikiran dan Perjalanan. Berikut saya sertakan liriknya.

PIKIRAN DAN PERJALANAN
Di pikiranku, ada pikiranmu
Mereka rencana
Tentang masa depan, tabur harapan, alpa kepastian

Dari dalam gelap amarahmu, buta melaju
Dari dalam hitam ingatanmu, buta meraja

Ooh yeah
Marabahaya
Ooh yeah, terjebak larut dalam
Halusinasi

Belantara masa depan, pikiran dan perjalanan
Biar kami yang tentukan, biar kami yang tentukan
Belantara masa depan, pikiran dan perjalanan
Biar kami yang tentukan, biar kami yang tentukan

Melaju dengan hatimu, dengan apa yang kau tahu
Tekanan di sekitarmu, menemanimu
Belantara masa depan, pikiran dan perjalanan
Biar kami yang tentukan, biar kami yang tentukan

Menari nari walau terluka tak kau tangisi
Berdiri lagi di dalam sepi menari nari
Menari nari walau terluka tak kau tangisi
Berdiri lagi di dalam sepi menari nari

Ketika saya menlihat liriknya, saya berpikir jika lagu ini menceritakan tentang perjalan manusia dalam mencapai mimpinya. Hal ini terlihat pada bait pertama.
Di pikiranku, ada pikiranmu
Mereka rencana
Tentang masa depan, tabur harapan, alpa kepastian
Bait pertama bercerita jika dalam pikiran manusia selalu ada pikiran-pikiran lain yang membuat manusia memiliki beberapa rencana. Ilustrasinya begini, si A mempunyai rencana untuk menikmati hidup dengan traveling atau mengunjungi tempat-tempat bersejarah di dunia, namun setelah dia bertemu dengan si B, si B mempunyai rencana lain dalam hidupnya menurut versinya sendiri. Si B pun bercerita kepada si A tentang rencana hidupnya, si A pun tertarik dan akhirnya si A menyisipkan beberapa rencana hidup si B dalam hidupnya. Intinya dalam perjalanan hidup manusia, selalu adal hal-hal yang direncanakan diluar dari prediksi individu.
Baik, kembali pada bait pertama. Dalam setiap rencana manusia, selalu ada mimpi juga harapan. Tentang tujuan hidup juga cita-cita yang ingin diraih. Namun, dalam rencana selalu ada ketidakpastian. Artinya, hal-hal yang sudah direncanakan manusia pastilah tidak akan selalu berhasil. Ketika kita berusaha atau berjuang untuk satu tujuan, tujuan tersebut tidak akan didapatkan dengan mudah, karena pada hakikatnya, manusia harus selalu berusaha, pada hakikatnya mimpi-mimpi atau cita-cita tidak akan didapatkan dengan mudah atau instan. Harus ada usaha juga kerja keras agar tercapai apa yang dicita-citakan. Untuk itu, pencipta lagu menyisipkan kata alpa kepastian pada bait pertama untuk menegaskan bahwa sebuah rencana tidak harus berjalan sesuai yang diinginkan, dalam artian apa yang kita rencanakan tidak harus sesuai dengan yang diharapkan. Ada kalanya apa yang kita rencanakan berjalan tidak sesuai harapan.
Dari dalam gelap amarahmu, buta melaju
Dari dalam hitam ingatanmu, buta meraja
Ooh yeah
Marabahaya
Ooh yeah, terjebak larut dalam
Halusinasi
Pada lirik ini, saya beranggapan jika ketika manusia mengalami kegagalan dalam rencananya, selalu ada sisi gelap yang keluar dalam dirinya. Selalu ada amarah yang menguasai dirinya yang nantinya manusia dihadapkan pada dua pilihan: MENYERAH atau KEMBALI BERJALAN. Selain itu, pada lirik ini juga dijelaskan jika ketika amarah menguasai segalanya, akan timbul masalah-masalah lain yang tentunya akan kembali merugikan manusia.
Belantara masa depan, pikiran dan perjalanan
Biar kami yang tentukan, biar kami yang tentukan
Belantara masa depan, pikiran dan perjalanan
Biar kami yang tentukan, biar kami yang tentukan
Pada lirik ini dijelaskan jika untuk menghadapi masa depan, dalam menuysun rencana dan meraih cita-cita, tidak sepatutnya orang lain ikut andil dalam hal ini. Karena, sejatinya, masa depan seseorang ditentukan oleh orang yang bersangkutan. Adapun orang lain tidak bisa menentukan masa depan seseorang selain orang itu sendiri. Dalam lirik ini ditegaskan pula jika orang lain tidak patut untuk ikut campur dalam perjalanan hidup, untuk menentukan masa depan seseorang.
Mungkin lirik ini menyinggung tentang fenomena-fenomena anak dan orang tua jaman sekarang, yang mana orang tua seringkali menentukan masa depan anaknya, dengan menganggap apa yang menjadi pilihan orang tua adalah yang terbaik untuk anaknya, padahal belum tentu. Seorang anak yang dipangkas masa depannya karena apa yang dicita-citakan dianggap tidak memiliki masa depan yang bagus oleh orang tua. Padahal belum tentu apa yang dicita-citakan anaknya tidak memiliki masa depan yang bagus. Disini, bagi saya Iga Massardi ingin menegaskan hal itu.
Melaju dengan hatimu, dengan apa yang kau tahu
Tekanan di sekitarmu, menemanimu
Belantara masa depan, pikiran dan perjalanan
Biar kami yang tentukan, biar kami yang tentukan
Saya beranggapan bahwa, dalam lirik ini, kita sebagai manusia harus melakukan segala hal yang diingkan (hal positif) dengan hati kita, sesuai dengan keinginan hati, bukan dengan paksaan apalagi bisikan dari orang-orang sekitar. Cita-cita yang dimiliki setiap manusia hanya bisa dilakukan dan dikejar oleh kita sendiri bukan orang lain. Dan disetiap cita-cita, mimpi atau tujuan hidup selalu ada tekanan, selalu ada cibiran yang menentang juga meremehkan mimpi-mimpimu. Namun, kita sebagai manusia harus terus maju, berusaha untuk kehidupan yang lebih baik juga berusaha untuk meraih cita-cita walau cibiran, hinaan menghampiri kita, karena setiap cita-cita yang kita miliki, hanya kita sendiri yang bisa menentukan, hanya kita sendiri yang bisa merasakannya, bukan orang lain.
Menari nari walau terluka tak kau tangisi
Berdiri lagi di dalam sepi menari nari
Menari nari walau terluka tak kau tangisi
Berdiri lagi di dalam sepi menari nari
Dan bait ini merupakan lirik yang paling saya suka dari semua bait yang ada. Bagi saya makna yang tekandung dalam lirik ini sangat besar dan dalam. Dimana setiap manusia pasti pernah mengalami kegagalan dalam perjalanan hidupnya, namun kita sebagai manusia harus terus berusaha dan berjalan sesuai dengan kemampuan kita. Makna dari lirik menari-nari walau terluka tak kau tangisi adalah bahwa dalam setiap kegagalan, kita harus tetap “menari” atau bergerak maju, tidak menyerah walau kita terluka, jangan berlarut dalam kesedihan yang mendalam karena kita masih harus terus berjuang dan meraih mimpi dan cita-cita.
Kita harus segera berdiri lagi, tetap “menari” walau tidak ada orang yang memperdulikan. Walau kita terluka, kita tidak boleh menangis, walau mengalami kegagalan, kita harus tetap tegar, begitupun dengan cibiran dan hinaan menghampiri, kita tidak boleh berhenti untuk bergerak, mengejar cita-cita juga mimpi-mimpi yang kita idam-idamkan. Tidak perduli orang akan berkata apa asalkan kita tetap semangat meraih mimpi, meraih cita-cita untuk kehidupan yang lebih baik. Terus berusaha dan tidak menyerah adalah kunci dari kesuksesan.
Itulah makna dari lirik PIKIRAN DAN PERJALANAN versi saya.  Jika dilihat dari pemaparan Iga Massardi lagu ini memang menceritakan tentang pengaruh kuat orang lain dalam memilih. Namun yang saya tulis disini adalah efek yang ditimbulkan dari pengaruh orang lain terhadap suatu pilihan. Dalam lagu ini saya melihat tentang pengaruh yang dimaksud Iga ini adalah pengaruh dalam hal memilih jalan hidup, memilih berjuang untuk mencapai cita-cita juga hal-hal positif lainnya.
Singkat kata, terima kasih untuk Iga Massardi berserta Barasuara yang menghadirkan lagu yang penuh semangat ini dalam hidup saya, terima kasih telah membuat saya berpikir jika kesuksesan bisa dikejar, cita-cita bisa dicapai dan mimpi bisa diwujudkan selama kita berusaha. Selama kita tidak pernah menyerah. Terima kasih ;)

Minggu, 02 Desember 2018

Sinopsis Kisah Gilar dan Arin

Arin menyukai Pram, begitupun Pram. Namun, waktu harus memisahkan keduanya. Takdir tidak memihak kepada cinta mereka. Arin tidak bisa memungkiri jika orang yang dia cintai telahmemiliki kekasih, bahkan sudah bertunangan. Pram tau Arin menyukainya, karena dia pun merasakan hal yang sama, namun Arin tidak pernah mengetahui jika rasa cintanya berbalas. Kenyataan jika Pram sudah tiak sendiri menghantam dan membuat mulutnya bungkam atas rasa yang dia miliki untuk Arin.

Lima tahun kemudian, Arin kembali dipertemukan dengan Pram, bahkan mereka sekarang bekerja dalam tempat yang sama. Pram yang dulu merupakan sosok guru yang disukai Arin, kali ini harus berubah status menjadi partner Arin dalam memberikan ilmu untuk para anak bangsa.

Tentu saja hal itu membuat keduanya shock, terlebih Pram. Disaat dia sudah mengikhlaskan Arin, disaat dia sudah mulai berdamai dengan waktu dan menerima garis takdirnya untuk menikah dengan peempuan yang selama ini menemaninya, dia harus dipertemukan kembali dengan Arin, mantan muridnya yang pernah menyukainya -mungkin masih- dan juga disukai Pram. Bagi Pram, tidak masalah untuknya bekerja sama dengan Arin, karena apa yang terjadi bertahun-tahun lalu merupakan kisah usang mereka, hanya untuk dikenang tanpa berniat membangkitkannya kembali. Yang menajdi permasalahan bagi Pram adalah Arin. Pria itu tidak mengetahui perasaan Arin saat ini, mungkinkah sudah hilang atau masih ada. 

Dan hal itu membuat Pram serba salah. Terlalu baik dan perhatian, takut membuat Arin salah paham atas sikapnya, namun jika Pram mendiamkan Arin, perempan itu masih butuh banyak ilmu darinya, terlebih saat statusnya menyandang guru baru. Tidak banyak teman yang dimiliki Arin untuk hari-hari pertama dia bekerja, karenanya semua guru yang ada di seklah ini sebagian besar adalah guru Arin dan itu membuat perempuan itu canggung untuk mengajak guru lain untuk membeli makan. 

Sedangkan dalam hati Arin, setengah mati dia menahan komunikasi yang terjalin dengan Pram. Bukan karena Arin masih mencintai Pram, tidak, namun Arin takut, dengan segala kebaikan Pram, akan menimbulkan rasa-rasa yang sudah dia buang lima tahun silam datang kembali. Karenanya, Arin setengah mati menahan agar rasa itu tidak kembali lagi, terlebih saat apa Pram berpendapat jika apa yang terjadi dimasa lalu belum dia selesaikan. 

Semesta seolah berkonspirasi. Ketika Arin setengah mati menjaga hatinya, datang seorang pria yang kembali menyentuh hatinya. Dia adalah Gilar, guru seni budaya yang merupakn teman KKN Arin sewaktu dia kuliah. Arin pernah menyukai Gilar, pernah memikirkan Gilar disela-sela waktu senggangnya. Dan kali ini Arin dan Gilar akan berada di tempat yang sama selama lima hari dalam seminggu. 

Hari demi hari Arin dan Gilar kian dekat. Status guru baru yang berada di keduanya membuat mereka semakin dekat. Arin akan mengajak Gilar makan ketika makan, begitupun sebaliknya. Bahkan ketika ada acara sekolah, Arin dan Gilar kerap bersama. Bukan karena mereka inrovert, tidak. Gilar dan Arin sama-sama orang yang humble, namun dalam kenyataannya ada beberapa hal yang membuat mereka hanya nyaman ketika berdua saja, ada beberapa hal yang membuat mereka tidak canggun untuk melakukan satu hal. 

Dan perlahan, perasaan cinta mulai tumbuh dalam hati Gilar. Untuk Arin jangan ditanya, dia senang setengah mati sejak Gilar diterima di sekolah itu. Gilar semakin sering mengajak Arin pergi berdua, pulang bersama atau berangkat bersama saat jadwal masuk mereka sama. Bahkan tak jarang Gilar atau Arin harus menunggu lebih lama dari jam pulang mereka hanya karena mereka ingin pulang bersama. Dan perasaan yang Gilar simpan tidak bisa tertampung lagi saat mereka pergi ke Jogja untuk kegiatan Study tour. Gilar membawa Arin ke satu tempat yang indah dan sejuk di kaki gunung merapi. Di satu kedai, seraya ditemani senja, Gilar menyatakan keseriusannya pada Arin kala itu. Arin tentu saja bahagia, begitupun dengan Gilar. Seolah beban yang selama ini memenuhi pikirannya terangkat begitu saja.

Mereka sempat menjalani kisah cinta normal sebelum seorang perempuan dari masa lalu Gilar datang kembali dan menghancurkan semuanya. Tentang waktu, tentang sabar juga tentang rasa. Arin menangis, Gilar hancur begitupun perempuan itu. Ketiganya berada dalam garis waktu yang salah, ketiganya berada dalam waktu yang tidak tepat, untuk Arin, Gilar dan dia. 

Inilah Aku

ini lah aku,
seseorang yang diam-diam mencintaimu tanpa nyali
tanpa tindakan untuk berusaha agar dekat denganmu

ini lah aku,
seseorang yang hanya berani mengagumi dalam diam
melihatmu dalam jarak terjauh tanpa berniat memperlihakan diri

ini lah aku,
seseorang yang selalu menyebutkan namamu dalam alunan doa terbaik
dalam sepertiga malam dengan keheningan dan rindu yang menusuk

ini lah aku,
seseorang yang hanya mampu menitipkan rindu pada malam
juga doa tanpa berani menyampaikan langsung kepadamu...

ini lah aku,
seseorang yang masih mencintaimu
entah sampai kapan

- Tina Wiarsih -

Rabu, 27 Juni 2018

Ananta Prahadi by Risa Saraswati



Judul                : Ananta Prahadi
Penulis              : Risa Saraswati
Penerbit            : Rak Buku
ISBN               : -
280 hlmn
Rate 4/ 5

Sinopsis:

Aku Tania, perempuan biasa… tapi mereka bilang aku ini Alien. Aku perempuan yang suka tertawa tapi mereka bilang aku Monster. Aku perempuan bahagia, namun memang seringnya kebahagiaanku membuat mereka semua menderita. Aku hanya ingin menjadi diriku sendiri, sesulit itukah mewujudkan keinginanku ini?

Nama saya Ananta Prahadi, panggil saja Anta. Hobi bersih-bersih rumah, makan lontong kari dan sangat menjunjung tinggi pelestarian makhluk langka. Jangan heran, kalau saya sangat suka berada di sisi makhluk langka. Makhluk langka yang saya jaga sekarang merupakan spesies terakhir perempuan unik yang ada di dunia ini.

Saya Pierre, hmm… saya harus bilang apa?

Novel romance fiksi pertama karangan Risa Saraswati ini menceritakan tentang kehidupan Tania sebagai wanita yang berbeda dengan kebanyakan orang. Mempunyai pemikiran yang begitu idealis membuatnya sulit mendapatkan teman karena orang-orang disektarnya menganggap dirinya aneh. Tania tidak ingin belajar pelajaran lain selain melukis, dia teramat suka melukis. Karenanya dia menganggap jika melukis adalah kehidupanya.

Suatu hari, datanglah Ananta Prahadi atau Anta, siswa baru pindahan dari Subang yang kemudian berteman baik dengan Tania. Beberapa kali Anta mendapat perlakuan kasar dari Tania, namun dia tetap gigih mendekati Tania untuk bisa berteman dengan cewek itu. Diceritakan beberapa tahun kemudian saat Tania dan Anta telah lulus SMA, mereka masih tetap berteman baik. Tania sudah menjadi pelukis terkenal dengan Anta sebagi asistennya. Tania pun menjual lukisannya namun tidak kepada sembarang orang. Jika dia mau, dia bisa menjualnya, namun jika tidak, dia dengan keras menolak menjual hasil karyanya.

Singkat cerita, Anta mengenalkan Tania kepada Pierre, sesosok bule calon pembeli lukisannya. Namun butir-butir cinta mulai tumbuh diantara keduanya. Disaat Tania tengah menikmati romansa percintaan dengan Pierre, satu kenyataan terungkap, kenyataan yang membuat Tania membenci Anta, kenyataan yang mempertaruhkan persahabatan mereka yang begitu erat.

Cerita ini memiliki tema yang sangat biasa dan ringan, yaitu tema percintaan dan persahabatan atau lebih simpelnya saya katakana, sahabat jadi cinta. Namun sejujurnya, untuk bisa sampai pada pemahaman tema sahabat jadi cinta, pembaca harus menerka-nerka tentang perasaan Anta yang sebenarnya terhadap Tania. Pada awalnya, saya mengira jika tema dari novel ini adalah percintaan, namun dibalik itu semua, penulis menghadirkan sebuah pesahabatan yang berakhir dengan prcintaan. Tema itu hanya bisa dilihat ketika kita sampai pada bagian akhir cerita karena keepikan penulis menutupi perasaan cinta dengan persahabatan yang terjadi pada Tania dan Anta. Saya sempat mengira, jika dalam novel ini, Anta tidak mempunyai perasaan apa-apa terhadap Tania dan hubungan mereka hanya sebatas persahabatan, namun perasaan Anta kepada Tania dijelaskan pada akhir cerita dan membuat saya menarik kesimpulan bahwa tema ‘sahabat jadi cinta’lah yang lebih tepat untuk menggambarkan isi novel ini.

Alur yang terdapat dalam novel ini adalah alur maju. Sangat biasa untuk sebuah alur, namun novel ini memiliki plot yang menarik. Penulis dengan lihai bisa membungkus sesuatu yang sangat biasa dan banyak dipakai penulis lain, menjadi menarik. Jalan cerita yang tidak mudah ditebak menjadi keunggulan bagi novel ini. Pembaca dibuatnya menerka-nerka alasan apa yang ada dalam setiap tindakan tokoh-tokohnya. Sebagai contoh, dalam novel ini, diceritakan saat Anta menjodohkan Pierre dengan Tania namun dia sendiri tidak terlihat senang saat Pierre melamar Tania di depan keluarganya termasuk Anta. Atau saat Tania dan Anta berada di negara Transylvania dan Anta dengan gamblang meminta Tania untuk menjauhinya dan membiakan Anta berbahagia dengan Sukma, seseorang yang diatakan Anta sebagai tunangannya, atau saat Anta harus berbohong dengan mengatakan pada Tania kalau Sukma adalah tunangan Anta dan mereka akan segera menikah, dan masih banyak lagi konflik-konflk yang menyimpan alasan dan misteri dalam sebuah perkara. Dan penulis mampu membungkus itu semua dengan rapi dan epik. Terasa sempurna untuk sebuah konflik dan jalan cerita yang –sebenarnya- ringan.

Selain tema dan alur, yang akan saya bahas adalah penokohan atau karakter setiap tokoh harus saya akui, jika novel ini mempunyai penokohan yang begitu menggemaskan dan luar biasa berbeda. Mungkin salah satu daya tarik novel teletak pada karakter setiap tokoh. Penulis berani mengambil karakter yang berbeda dari kebanyakan tokoh-tokoh fiksi yang pernah saya baca. Menggambarkan jika Tania memiliki sifat aneh, sangat idealis, judes, introvert, suka makan nasi basi yang dijemur dan dikeringkan setiap hari, berbakat namun cantik membuat saya merasa jika novel ini berbeda dengan novel lain. Penggambaran karakter yang melekat begitu kuat dalam setiap tokohnya. Tania dengan segala sifat aneh dan keras kepalanya, Anta dengan karakter orang Sunda nya yang begitu kuat serta Pierre dengan kekalemannya yang digambarkan begitu baik. Semua karakter dalam setiap tokoh digambarkan dengan detail dan rapi, menarik juga ‘nagih’ untuk dibaca kelanjutannya.

Namun, satu yang menjadi kekurangan dalam novel ini adalah terletak pada diksi. Diksi dan bahasa yang dipakai terlalu sederhana. Penulis tidak membubukan banyak majas-majas yang mungkin bisa membuat novel ini terlihat menarik dan sempurna. Penulis hanya memakai bahasa sederhana dalam setiap deskripsi yang digambarkan. Harus saya akui jika bahasa dalam novel ini sedikit membosankan. Dan juga, pemenggalan ceita dan bahasa yang ada pada bab-bab awal terasa kurang pas. Namun hal ini bukan masalah besar, novel ini terlihat menarik dengan segala kelebihan yang ada. Kekurangan dalam novel ini tertutup dengan sempurna oleh kelebihan-kelebihan yang dimiliki novel ini.

Sejujurnya, pertama kali saya baca kisah Tania, Anta dan Pierre bukan pada novel ini, melainkan pada blog penulis yang sempat membagikan seperempat kisah Tania dan Anta. Saya sebagai pembaca blog teh Risa Saraswati merasa tertarik untuk membaca kelanjutan kisah Tania dan Anta yang pada akhirnya setelah novel ini rilis, saya pun menuntaskan rasa penasaran saya dengan membaca kisah Anta-Tania sampai selesai. Saya harus terlibat dalam emosi yang menyedihkan saat membaca bab demi bab yang dihadirkan penulis. Saya sempat menangis saat cerita ini memasuki bagian terakhir. Hal itu menunjukan jika pada kenyataannya, novel ini mampu bersaing dengan novel-novel roman lainnya. Novel ini memang tidak sempurna, tapi cukup baik untuk dibaca diwaktu senggang.

Terakhir, satu hal yang bisa saya ambil dari novel ini adalah, jangan melihat segala sesuatu hal hanya dari luarnya saja, karena terkadang, apa yang kita lihat belum tentu itu sebuah kebenarannya. Ada baiknya kita tidak hanya melihat sesuatu hal dari satu sisi saja, tapi lihat dari sisi yang lain juga. Hal lainnya yang bisa saya ambil dari  novel ini adalah, perkataan penulis yang menyebutkan, jika, tidak perlu menjadi sarjana sastra untuk menulis, cukup dengan tekad dan kemauan untuk belajar, semuanya akan berjalan dengan baik.

Akhir kata, terima kasih telah melungkan waktunya untuk membaca review saya tentang novel Ananta Prahadi karya Risa Saraswati. Semoga review saya ini tidak membuat para pembaca puas ya, biar pembaca sekalian penasaran, membaca novelnya dan membuat review dengan pemikiran kalian sendiri. Terima kasih dan selamat beraktivias J

Salam,
Tina Wiarsih

Senin, 11 Juni 2018

STILL...: Tentang Cinta, Keikhlasan dan Persahabatan





Judul                            : STILL…
Penulis                          : Esti Kinasih
Penerbit                        : Gramedia Pustaka Utama
ISBN                           : 978 – 979 – 22 – 2537 - 2
273 hlm
Rate     4,5/5

Sinopsis:
“Bima –si cowok macho yang suka panjat gunung- emang terkenal playboy, suka mengintimidasi, dan posesif. Kalau udah naksir cewek, dia langsung ngajak jalan. Nggak peduli tuh cewek naksir dia atau nggak. Dan tanpa bilang cinta, Bima menyatakan Fani sebagai pacarnya.

Fani menerima Bima karena terpaksa. Tapi ketika rasa tertekannya udah di puncak, dia minta putus dari Bima! Jelas Bima nggak mau ngelepas Fani, tapi Fani ngotot.

Disaat Fani bebas merdeka, Bima patah hati. Di saat Fani nemuin gebetan baru, Bima merenung. Cowok itu sok tegar, sok  baik-baik aja, sok memegang prinsip pantang bilang cinta, padahal hatinya sakit.

Sebenanrnya Bima nggak sepenuhnya ngelepas Fani. Fani juga nggak benar-benar membenci Bima. Ketika di suatu siang Bima ketemu cewek itu, Bima nggak sanggup menutupi kata hatinya.

Aku cinta kamu, Fan. Sekarang. Mudah-mudahan sampai nanti…’

Novel ini merupakan sequel dari novel CEWEK!!! yang terbit pada tahun 2005. Jika di novel CEWEK!!! mengisahkan tenang percintaan Rei dan Langen, di novel STILL… lebih fokus pada percintaan Bima dan Fani. Novel ini mengisahkan kelanjutan dari pertarunga Rei cs dan Langen cs yang ternyata belum usai. Dikisahkan pada akhirnya Langen dan Rei harus putus karena Rei tidak bisa menaklukan Langen, hubungan Fani dan Bima pun diambang putus karena Fani tidak tahan dengan sikap Bima, terlebih lagi, Fani pacaran dengan Bima karena terpaksa dan tentu saja Fani tidak mencintai Bima. Baginya, Bima adalah kutukan terbesar dalam hidupnya. Bukan cita-cita Fani memiliki cowok yang bromocorah, dominan, sok berkuasa layaknya preman pasar macam Bima. Fani juga ingin memiliki cowok yang sweet, manis, ganteng dan lembut. Sebut saja dia Fery, cowok yang membuat Fani jatuh cinta pada pandangan pertama dan bertekad meminta putus dari Bima. Namun, meminta putus dari Bima tidak segampang yang dibayangkan. Meminta putus dari Bima hanya memiliki satu arti, yaitu BENCANA. Hal itu tidak menyurutkan Fani untuk tetap maju melawan Bima. Sejak saat itu, Fani menjadi orang yang sulit dihubungi apalagi ditemui oleh Bima. Langen yang memang merupakan sahabat Fani sejak SMA, berdiri paling depan untuk melawan Bima dan membantu Fani putus dari Bima. Singkat cerita, Fani berhasil putus dari Bima. Bima patah hati, nelangsa dan sesak akibat rasa bersalah. Betahun-tahun menjadi playboy, dirinya tidak menyangka jika harus jatuh pada level ini. Di saat Bima nelangsa dan patah hati, Fani tengah berbahagia karena dia bisa menyambut cintanya, bisa dekat dan mulai PDKT dengan Ferry. Namun satu hal yang luput dari Fani, jika Ferry juga brengsek, bahkan lebih brengsek dari Bima. Melalui pembicaraan singkat, Ferry menusukkan kata-kata yang tidak pernah Fani duga sebelumnya, dan kejadian itu berakhir dengan Fani mengamuk dan menhancurkan mobil Ferry. Tanpa diduga, Fani pun terjatuh di level yang sama dengan Bima. Melalui beberapa nasihat Rei, Fani akhirnya sadar jika Bima tidak seburuk yang dia kira, bahkan jauh dalam lubuk hatinya, Fani mulai terbiasa dengan kehadiran Bima di hidupnya. Takdir seolah mempermainkan mereka, Bima yang enggan untuk meraih Fani kembali karena keberaniannya menguap dan Fani yang mulai lelah berkejaran dengan Bima dan menganggap Bima telah benar-benar menjauh darinya. Melalui beberapa kebimbangan, kegalauan, air mata dan rasa bingung, akhirnya satu waktu, mereka dipertemukan kembali. Tentu saja lewat beberapa figuran dalam kisah mereka, Bima akhirnya mau menemui Fani bahkan tanpa pikir panjang. Lewat kejadian romantis namun memalukan, Bima dan Fani akhirnya berbicara, mencari jalan keluar dari semua masalah yang menimpa mereka. Di lain hal, konflik Rei-Langen yang belum usai pun menemukan titik terang setelah melewati beberapa taktik yang dilakukan oleh Rangga dan Feby. Dan pada akhirnya, mereka semua berhasil menemukan solusi terbaik untuk semua masalah mereka setelah kebenaran dan kenyataan terbongkar di depan hidung masing-masing pasangan.

Novel ini mempunyai tema percintaan. Dengan persahabatan sebagai bumbu yang menarik. Jika pada novel sebelumnya lebih banyak diangkat sisi humor dan komedi, maka, di novel sequelnya lebih menampilkan sisi “berat” nya. Lebih serius dan sebuah konflik dalam percintaan menjadi sajian utama. Karena ini novel lanjutan, maka setiap adegan dan alurnya pun terasa lebih serius tanpa ada sisi humor. Untuk segi tema, saya berpendapat, jika tema ini sangat biasa dan banyak dipakai oleh penulis lain. Benci tapi cinta lebih tepat menggambarkan tema untuk novel ini.

Alur yang tersaji adalah alur maju mundur maju. Dimana alur dibuka dengan sebuah cerita lanjutan dari Langen dan Rei yang akhirnya harus berakhir juga keinginan Fani untuk bebas dari jerat Bima saat rasa tertekannya sudah sampai di ubun-ubun. Namun pada pertengahan cerita, dalam sudut pandang Bima, alur harus berubah menjadi mundur. Dalam bagian ini, diceritakan Bima sedang mengingat masa lalunya yang suram, masa lalunya sebagai playboy yang sudah banyak merusak kehidupan cewek yang sekarang jadi mantan pacarnya. Bima berusaha untuk meminta maaf pada semua cewek yang pernah dia sakiti guna menyingkirkan rasa sesak atas perginya Fani dari sisinya. Namun hal itu harus disimpan dalam angan, karena beberapa dari mereka, tidak memaafkan Bima. Dan dari sini, alur kembali maju, menceritakan kehidupan Bima dan Fani tanpa seseorang disamping mereka. Fani yang berubah menajdi pemurung dan Bima yang bermetamorfosis jadi cowok sopan dan lembut.

Penokohan atau karakter yang terdapat dalam novel ini begitu kuat dan terbilang unik. Saya sebagai pembaca sangat suka penggambaran karakter Bima yang dibuat brengsek tapi juga mempuyai sisi lembut. Juga penggambaran karakter Langen yang sangat menjunjung feminisme. Sejujurnya dalam novel ini, karakter cewek yang ada sangat unik dan lain dari pada yang lain. Novel ini sangat menjunjung tinggi arti emansipasi wanita, dimana karakter wanitanya digambarkan sebagai wanita yang kuat, pantang menyeah, berani bertarung, dan menjunjung tinggi keadilan, walaupun karakter yang dibuat mempunyai porsi yang berbeda. Karakter yang paling kuat feminisnya adalah Langen. Tokoh ini digambarkan sebagai cewek yang kuat, tangguh, pemberontak, cantik dan sangat menjunjung tinggi keadilan. Dia akan memberontak jika keadilan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Kedua, adalah tokoh Fani, digambrkan sebagai cewek tangguh yang berani namun harus mendapat dukungan dari sahabatnya agar bisa menyuarakkan keadilan seperti Langen. Jika tidak ada Langen, Fani tidak mempunyai keberanian lebih banyak lagi, khususnya dalam melawan Bima. Yang terakhir ada Feby, sosok cewek yang digambarkan begitu feminim dengan ada jawa yang kental menambah menarik cerita ini. Tokoh Feby diambarkan sebagai cewek ayu keturunan ningrat yang masih menjunjung tinggi nilai dan nomar serta adat istiadat. Tokoh Feby ini mempunyai keunikan tersendiri, terlihat membosankan namun juga menarik ketika diamati lebih seksama. Feby memiliki ketangguhan tersendiri, digambarkan sebagai cewek lemah, namun sejujurnya dia juga mempunyai sifat pemberontak dan menjunjng keadilan serta setia kawan. Untuk tokoh cowok, tokoh yang lebih dominan adalah Bima digambarkan sebagai sosok cowok yang tidak bisa menerima penolakan, keras kepala, kejam namun juga mempunyai sisi lembut ketika berhadapan dengan cewek yang dia sayang. Bima memang digambarkan sebagai cowok playboy namun sebenarnya hal itu salah. Bima mempunyai alasan tersendiri untuk  sifatnya yang sering berganti-ganti pasangan. Dan alasan Bima masuk akal mengingat sebenarnya cewek-cewek itulah yang membuat dirinya sakit hati. Untuk hal ini, harus saya akui jika penulis berhasil membuat karakter Bima terlihat unik, terlihat brengsek namun sebenarnya sangat lembut dan penyayang. Karakter Rei digambarkan sebagai cowok yang keras kepala, bahkan untuk keadaan tertentu, Rei bisa lebih keras kepala dari Bima. Dia lebih pendendam dari pada Bima. Dan Rangga, yang digambar sebagai sosok yang biasa saja dan netral. Tokoh Rangga hadir sebagai penengah diantara kedua sahabatnya Bima dan Rei. Maka tokoh ini mempunyai andil yang cukup besar untuk mendinginkan suatu masalah.

Harus saya akui, jika penulis berhasil membuat karakter tokoh yang begitu rapi dan sempurna. Penggambaran setiap tokoh yang detail dan epic membuat pembaca merasa jika tokoh ini hidup. Jika kebanyakan penulis membuat hidup tokohnya dengan menangkat nya ke dalam dunia nyata, seperti membuatkannya akun twitter atau instagram, Esti Kinasih berhasil menghidupkan karakter setiap tokohnya hanya dengan jalan cerita yang sederhana namun membekas di hati para pembaca. Saya tidak bisa berkata-kata lagi untuk karakter setiap tokohnya selain kata sempurna, karena memang begitu adanya.

Untuk gaya basa atau diksi. Saya harus kembali memuji novel ini karena mempuyai diksi yang baik. Quotes-quotes yang luar bisa membekas menjadi salah satu keunggulan dalam novel ini. Juga cara Esti Kinasih bercerita dan mendeskripsikan setiap ceritanya terasa begitu nyata dan sempurna. Pemilihan kata yang cukup tepat juga takaran metafora yang terasa pas, tidak terlalu banyak juga tidak terlau sedikit. Banyak kata-kata dan kalimat-kalimat sederhana yang mempunya arti yang mendalam membuat saya terarik untuk terus membaca novel ini berkali-kali, bahkan tanpa henti. Jujur saja, saya banyak melihat review yang mengatakan novel CEWEK!!! lebih baik dari STILL… novel sebelumnya lebih terasa ringan dibanding sequelnya, dan novel sebelumnya lebih banyak komedi dibanding novel sequelnya. Saya tidak menyalahkan hal itu, setiap orang mempunyai selera yang berbeda, namun menurut saya pribadi, novel ini jelas lebih membekas dan lebih menyentuh dari pada novel sebelumnya. Jika novel sebelumnya hanya menghadirkan konflik ringan yang dibumbui komedi para tokohnya, di novel ini adalah konflik terakhir dari segala macam konflk, novel ini merupakan puncak atau klimaks dari novel sebelumnya yang hanya menghadirkan konflik tanpa penyelesaian.

Dan novel ini menjadi novel favorite saya dari semua novel yang menjadi koleksi saya. Novel ini membuat saya mencintai novel-novel lain juga membuat minat baca meningkat. Saya tidak pernah merasa bosan untuk membaca novel ini berkali-kali karena konflk, karakter, dan alur yang dihadirkan begitu menarik. Walaupun tema dan alurnya sangat biasa, tapi semua itu bisa ditutup dengan karakter dan tokoh juga diksi yang membuat novel ini terlihat special dan seru. Novel ini mempunyai akhir yang unik, walau akhirnya happy ending, namun orang-orang yang membuat kisah cinta Rei-Langen, Bima dan Fani lah yang menjadi pusat perhatian, terutama untuk konflik Bima dan Fani. Justru orang yang tidak terduga lah yang mampu menyelesaikan konflik mereka bedua dengan cara yang konyol dan lucu tentu saja.

Satu hal yang bisa saya ambil dari novel ini adalah, jangan cepat mengambil keputusan dalam segala hal. selalu ada konsekuensi dalam setiap keputusan yang diambil. Selalu ada resiko yang diterima ketika kita memilih sesuatu. Selain itu, komunikasi merupakan hal terpenting dalam sebuah hubungan. Sudah selayaknya kita berbicara sebelum menyesal pada akhirnya.

So, novel ini cocok dibaca untuk segala situasi dan suasana. Jangan lupakan gunung dan jeep kanvas untuk menambah kehidupan cerita ini. Akhir kata, terima kasih untuk pembaca yang sudah membaca review saya. Semoga kalian tidak pernah puas untuk hasil review saya dan membuat kalian penasaran untuk membaca novelnya. Selamat beraktivitas.

Salam,
Tina Wiarsih

"Simple Thing Called Love" by Anna Triana

Judul          : Simple Thing Called Love Penulis       : Anna Triana Penerbit      : Elex Media Komputindo ISBN          : 978 - 602 - 0...