JNGGA

Minggu, 28 Agustus 2011

rindu terpendam

rindu dalam hati

sangat menyesakkan dada

menyibak keinginan

keinginan untuk bertemu

ku menunggu dirimu datang

menguapkan kerinduan

menghilangkan rasa kangen

mendatangkan rasa bahagia

matahari menatapku

burung burung berkicau

rumpit rumput bergoyangan

menemaniku yang slalu menunggu

di bawah bilur langit

di bawah gugusan bintang

kau slalu kunantikan

tuk datang dan memelukku

di bawah sinar rembulan

ku masih tetap menanti

menanti hatimu menyambutku...

hanya satu,

hanya satu,

hanya satu bintang di langit

hanya satu yang bersinar

hanya satu yang berkedip

dan hanya satu yang berkilau

hanya satu,

hanya satu dihatiku

hanya satu yang kudamba

hanya satu yang kusayang

dan hanya satu yang kucinta

hanya satu,

hanya satu cintaku

hanya satu rinduku

hanya satu hatiku

dan hanya satu sayang ku

rindu ini hanya milikmu

sayang ini hanya untukmu

cinta ini hanya milikmu

karna hanya kaulah yang ada di hatiku

kabar senja

burung burung bernyanyi

di bawah bilur langit

ditemani gugusan awan

di sambut tarian ombak

angin bergeriap

menyibak lembut pasir pantai

merajut datangnya senja

ditingkah semilir angin

malam datang perlahan

diiringi sunyi malam

dihiasi gugusan bintang

menorehkan kerinduan

yang hangat terbakar cinta

angin perlahan tiba

membawa kabar bahagia

membisikan alunan cinta

mendatangkan hasrat ingin bertemu

angi malam,

tolong sampaikan janjiku padanya

janji suci penuh harap

janji putuh seputuh kapas

bahwa aku akan menunggunya ...

malam kelam

dinginnya anginmemecah keramaian

diiringi hembusan angin, mendatangkan kesepian

di bawah bilur langit ku termenung

terdiam seorang diri

menatap ilustrasi kehidupan

angin malam berhembus

ku masih termenung

merasakan dinginnya malam

di temani setitik cahaya

bulan memancarkan cahaya remang

bintangpun enggan bersinar

partitur awan tak beraturan

irama pilu menyeruak

langit mulai memucat

ditingkah gerimis jingga

dan jagad raya mulai menangis

merasakan elegi kehidupan

air mataku mulai turun

terasa hambar dan pilu

endapan kesedihan yang memuncakmembuatku tak berdaya

apa yang harus ku perbuat?

apakah harus ku berteriak di bawah ornamen bulan?

ataukah berlari menuju kepasrahan?

Saat hari berganti malam

saat hari berganti malam..

matahari berganti bulan

kumelihat bintang menghiasi langit

sinar bulan melumuri langit

saat hari berganti malam..

aku teringat senyummu

senyum yang tulus bagai malaikat

senyum yang tenang bagai rembulan

saat hari berganti malam..

kesunyian menerpa jiwa

kesunyian yang terbakar rindu

rinduku pada dia yang kucinta

saat hari berganti malam..

angin malam merasuk jiwa

menyibak lembut hatiku

dan menyiratkan kerinduan

wahai malam,

sampaikanlah rinduku padanya

pada dia yang entah dimana

tolong sampaikan bahwa aku merindukannya

tolong sampaikan bahwa aku mencintainya

ketika jingga menghilang

wangi jingga tercium

langit mulai jingga

goresannya pun mulai terlihat

burung burung terbang untuk pulang

Langit menyamburkan orange

dihiasi partiturcahaya mentari

awan awan mengumpal

membentuk gambaran sempurna

Hamparan lagit berwarna jingga

melambangkan semangat yang tinggi

orang orang pun bersemangat

beristirahat melepas lelah

Matahari pun terbenam

warna jingga pun tergantikan oleh gelap

goresannya pun tergantikan olehbintang malam

matahari pun tergantikan oleh bulan

senyummu

kan ku bingkai senyummu

bersama gelegak gairah jiwa

untuk dapat ku abadikan

dan kusimpan dalam indahnya cakrawala

Senyummu adalah bahagiaku

ketenanganku dalam laksana bulan

cahaya ku bak mentari

Ingin ku slalu melihat senyummu

dalam tetesan embun pagi

dalam goresan langit jingga

dalam sinar rembulan tengah malam

Ku terbayang akan senyummu

senyum nan indah dan menawan

senyum tulus penuh harapan

Kulukiskan senyummu di atas langit

kuselipkan pada partitur awan

agar seluruh jagad raya dapat melihatnya

betapa indahnya senyumanmu..

perih..

Dinginnya angin merasuk jiwa

membuat tubuhku terbujur kaku

merasakan angin malam menyeruak

merasakan dinginnya malam,

setiap langkah kulalui

jarak pun aku tempuh

merasakan elegi kehidupan

untuk memcari sesuap harapan,

terdiam ku seorang diri

merasakan perihnya hidup

ditemani dinginnya malam

di tingkah secercah harapan,

nyanyian malam terus mengalun

terdengar bagai nada kematian

sunggh perih takdir yang kuterima

Ingin ke berteriak.. ingin ku mengelak..

Bulan menatapku jelas

seolah tertawa melihat kepedihanku

Aku hanya terdiam dan membisu

merasakan nasib yang kualami

Inikah jalan yang harus ku temph?

tak bisakah ku mengelaknya?

atau......

merubah takdir yang ku terima?

dilema

Dibawah bilur langit ku terpaku

merasakan hangatnya sang mentari

di sambut alunan gemericik air

ditingkah semilir angin

bersama kicauan burung di udara

Mentari terus bersinar

memberikan cahaya terang

siluet kehidupan mulai tampak

kupu kupu mulai terlihat

terbang bebas kesana kemari

Aku masih terpaku

tak ada yang bisa ku perbuat

apa yang harus aku lakukan?

berkicau bersama burung burungkah?

atau..

terbang bebas bersama kupu kupu?

pagi cerah

Wangi pagi menyeruak

meneteskan titik embun

ditingkah kicauan burung

bersama gelegak gairah jiwa

angin pagi perlahan datang

menyibak lembut rerumputan

rasa sejuk menghampiri

partitur kehidupan mulai tertata

mentari pagi menyinari

rerumputan mulai bergoyang

kupu kupu berterbangan

dan kehidupan mulai tampak

pagi yang cerah..

pagi yang indah..

sungguh indah nikmat yang di berikan-Nya

nikmat untuk seluruh umatnya

elegi kehidupan

Dinginnya angin pagi merasuk jiwa

disambut teriakan hati

matahari enggan bersinar

burung burung enggan terbang

suara tawa terdengar jelas

tawa candanan bahagia

entah apa yang mereka lakukan

aku terdiam....

menatap ilustrasi kehidupan

merasakan perihnya hidup

mendengarkan decitan keperihan

semua oran tampak bahagia

tetapi aku tidak..

hanya perih..

sakit...

dan sepi kurasakan...

mengapa semua orang seperti menjauhiku?

tetap teguh pada ego masing masing

tetap mementingkan kepentingan pribadi

tetap tidaj memperdulikan oran lain

ingin sekali ku berteriak

menentang semua yang diberikan padaku

tapi....

APA DAYAKU??

APA KASAKU??

aku hanya bisa terdiam dan pasrah..

"Simple Thing Called Love" by Anna Triana

Judul          : Simple Thing Called Love Penulis       : Anna Triana Penerbit      : Elex Media Komputindo ISBN          : 978 - 602 - 0...