gatau kenapa banyak yang bilang kalau cewe gabung sama cowo atau lebih banyak temen cowo adalah cewe yg gga bener...
dibilang playgirl lah di bilangnya cewe nakal lah ataupun tukang ngasih harkos
hhmmm dapet aturan dari mana tuh?
oke aku ga setuju bgt tuh sama kata2 itu
aku akuin kalau aku deket sama cowo manapun tapi sebagai temen
mau gga deket gmn orng dari kecil aku suka mainnya sama cowo..
kenapa?
jadi gini story nya
rumah aku tuh bisa di bilang di tengan2 gga terlalu selatan tapi juga gga terlalu utara
nah dulu tuh kalau aku main sama siapa aja
kadang sama temen yg rumahnya di sebelah selatan kadang juga di sebelah utara
nah kebetulan juga nih tuh daerah rumah gendernya beda
kalau temen yg di daerah selatan orngnya cewe kebanyakan kalau yg di utara cowo
ya aku sih kadang main sama siapa aja
nah ternyata nih temen2 aku yg rmhnya di sebelah selatan itu kebanyakan gga pada baleg
alhasil aku pun rada ngejauh danotomatis aku mainnya sama temen yg rmhnya di daerah utara
nah dari situlah aku mulai sering main sama cowo sampai kata mamah juga sifat aku tuh kyk cowo kadang2
nah sekarang kenapa masih main sama cowo padahal aku udh lost contac sama temen2 masa kecil aku?
jawabannya karna main sama cowo itu asik
kita bisa tau kebiasaan merek dan yang terpentin kita bisa belajar untuk melindungi diri .
mungkin sampai skrng kalau aku di sekolah atau di manapun terus deket sama cowo kebanyakan nyangkanya pacaran lah apa lah
hahahah whatever lah dengan semua omongan orng
aku gga begitu perduli karna yang ngejalanin aku bukan mereka
so?
take it easy aja hahahhhaa
seorang wanita yang mempunyai mimpi menjadi penulis fiksi, suka traveling, kuliner juga mencari inspirasi di tempat yang belum banyak dikunjungi orang. Jangan lupakan greentea atau hot chocolate :) welcome to my world, saya harap kalian suka dengan apa yang saya tulis
JNGGA
Jumat, 10 Agustus 2012
sampai fajar datang menyingsing
Di saat mata mulai terpejam
mulai memperlihatkan lekut demi lekuk garis wajah
mulai melenyapkan lelah dan ngeenyahkan keramaian
di saat itulah terpancar raut wajahnya, tatapan matanya dan garis senyumnya
semua terpancar bagai cahaya rembulan saat purnama
begitu jelas dan kontras..
di saat mulut tak mampu berucap
hati mulai berperan
memikirkan satu nama
mengucapkan satu nama
memaksakan untuk terus memikirkan namanya
memaksakan untuk terus mengingatnya
sepanjang malam...
sampai saatnya fajar datang menyingsing
mulai memperlihatkan lekut demi lekuk garis wajah
mulai melenyapkan lelah dan ngeenyahkan keramaian
di saat itulah terpancar raut wajahnya, tatapan matanya dan garis senyumnya
semua terpancar bagai cahaya rembulan saat purnama
begitu jelas dan kontras..
di saat mulut tak mampu berucap
hati mulai berperan
memikirkan satu nama
mengucapkan satu nama
memaksakan untuk terus memikirkan namanya
memaksakan untuk terus mengingatnya
sepanjang malam...
sampai saatnya fajar datang menyingsing
Minggu, 05 Agustus 2012
Sepasang manusia
Sepasang manusia..
dalam satu bingkai, satu potret, dan satu cerita
Berbeda tugas, berbeda karakter, namun satu rasa
Yang satu menunggu, yang lain mencari
yang satu bugkam, yang lain tak pernah tau
yang satu berusaha menggapai, yang lain menghindar
Takdir...
Pada suatu saat takdirlah yang akan menyatukan mereka
Takdirlah yang akan berucap suatu hal yang tak pernah terucap
Takdirlah yang akan bicara dan mengungkap suatu hal yang tak pernah terungkap
dalam satu bingkai, satu potret, dan satu cerita
Berbeda tugas, berbeda karakter, namun satu rasa
Yang satu menunggu, yang lain mencari
yang satu bugkam, yang lain tak pernah tau
yang satu berusaha menggapai, yang lain menghindar
Takdir...
Pada suatu saat takdirlah yang akan menyatukan mereka
Takdirlah yang akan berucap suatu hal yang tak pernah terucap
Takdirlah yang akan bicara dan mengungkap suatu hal yang tak pernah terungkap
Ketika air mata terjatuh
Ketika air mata terjatuh menggenangi pelupuk mata
siapa yang akan menyekanya?
apakah engkau?
apakah dia?
ataukah mereka?
Ketika air mata terjatuh membasahi pipi
siapa yang akan menghapusnya?
apakah engkau?
apakah dia?
ataukah mereka?
Ketika air mata terus mengalir melewati pipi,
ketika suara tangis mulai terisak
apakah yang akan kau lakukan?
apakah menyekanya?
atau membiarkannya, lalu pergi dengan meninggalkan luka?
siapa yang akan menyekanya?
apakah engkau?
apakah dia?
ataukah mereka?
Ketika air mata terjatuh membasahi pipi
siapa yang akan menghapusnya?
apakah engkau?
apakah dia?
ataukah mereka?
Ketika air mata terus mengalir melewati pipi,
ketika suara tangis mulai terisak
apakah yang akan kau lakukan?
apakah menyekanya?
atau membiarkannya, lalu pergi dengan meninggalkan luka?
untittle
seperti tersesat di suatu persimpangan
dan tersesat dalam suatu keadaan
entah jalan mana yang harus kupilih
kirikah? atau kanankah?
begitupun dengan suara hati malam ini
apa yang harus kupilih?
masih berlanjut atau..
sudahlah cukup sampai disini?
dan tersesat dalam suatu keadaan
entah jalan mana yang harus kupilih
kirikah? atau kanankah?
begitupun dengan suara hati malam ini
apa yang harus kupilih?
masih berlanjut atau..
sudahlah cukup sampai disini?
sepasang burung dara
layaknya sepasang burung dara terbang bebas
melintasi cakrawala..
menembus langit jingga yang menguning
di tingkah semilir angin sore..
aku dan kau tetap berada di antara dua mega
yang enggan bersatu
tetap berada dalam keegoisan dan ketamakan
yang menguasai otak dan pikiran
kadang keegoisan sangat berkuasa
mengalahkan segala rasa yang tercurah...
hingga akhirnya salah satu diantaranya terlepas dan
memilih jalan yang berbeda..
melintasi cakrawala..
menembus langit jingga yang menguning
di tingkah semilir angin sore..
aku dan kau tetap berada di antara dua mega
yang enggan bersatu
tetap berada dalam keegoisan dan ketamakan
yang menguasai otak dan pikiran
kadang keegoisan sangat berkuasa
mengalahkan segala rasa yang tercurah...
hingga akhirnya salah satu diantaranya terlepas dan
memilih jalan yang berbeda..
:')
decitan hati ini..
terasa sesak dan pilu
terasa perih dan menyakitkan.
bagai burung tak bersayap
bagai malaikat tak bertulang
bagai malam tanpa bintang
gelap..
sepi..
hampa..
rasa sakit menyeruak menjejali tubuh
hati ini remuk bagai tak tersisa
sungguh perih..
terasa sesak dan pilu
terasa perih dan menyakitkan.
bagai burung tak bersayap
bagai malaikat tak bertulang
bagai malam tanpa bintang
gelap..
sepi..
hampa..
rasa sakit menyeruak menjejali tubuh
hati ini remuk bagai tak tersisa
sungguh perih..
??? -lebay-
Tuhan..
setiap ku melihatnya,
ku ingin dia tersenyum
tersenyum hangat bagai mentari
memberikan rona terindah di bibirnya
memberikan cahaya atas senyumnya
Tuhan..
setiap ku menatapnya,
ku inginkan memeluk dirinya
memeluknya dengan segenap jiwa dan raga
memeluknya dengan cinta dan kasih sayang
Tuhan..
setiap ku menatapnya,
ku inginkan dia menjadi milikku
menyambut cinta suciku
menyambutku dengan cita cinta dan kasih
Tuhan..
setiap ku menatapnya,
ingin rasanya ku didekapnya
dalam pekatnya ku di dekap
beralaskan rasa cinta dan kasih sayang
Tuhan..
tolong sampaikan rasa cintaku padanya
cinta suci tanpa harap
cinta yang dalam tanpa muara
Dan Tuhan..
tolong jagalah dia untukku
karna aku sangat mencintainya
setiap ku melihatnya,
ku ingin dia tersenyum
tersenyum hangat bagai mentari
memberikan rona terindah di bibirnya
memberikan cahaya atas senyumnya
Tuhan..
setiap ku menatapnya,
ku inginkan memeluk dirinya
memeluknya dengan segenap jiwa dan raga
memeluknya dengan cinta dan kasih sayang
Tuhan..
setiap ku menatapnya,
ku inginkan dia menjadi milikku
menyambut cinta suciku
menyambutku dengan cita cinta dan kasih
Tuhan..
setiap ku menatapnya,
ingin rasanya ku didekapnya
dalam pekatnya ku di dekap
beralaskan rasa cinta dan kasih sayang
Tuhan..
tolong sampaikan rasa cintaku padanya
cinta suci tanpa harap
cinta yang dalam tanpa muara
Dan Tuhan..
tolong jagalah dia untukku
karna aku sangat mencintainya
saat sang jingga memudar
di saat malam tiba
di saat angin berhembus
di saat hati ini mulai berlabuh..
perlahan sang jingga tak tampak
membalikan tubuhnya
menyembunyikan senyumnya yang indah
tak menampakan rona terindahnya
tak menampakkan senyum termanisnya
sore yang kelam..
tak ada jingga yang tersirat
tak ada kedamaian yang terpancar
karna..
sang jingga telah memudar
di saat angin berhembus
di saat hati ini mulai berlabuh..
perlahan sang jingga tak tampak
membalikan tubuhnya
menyembunyikan senyumnya yang indah
tak menampakan rona terindahnya
tak menampakkan senyum termanisnya
sore yang kelam..
tak ada jingga yang tersirat
tak ada kedamaian yang terpancar
karna..
sang jingga telah memudar
Ketika senyumnya menghilang
saat mentari tak lagi bersinar
saat hujan turun membasahi bumi
saat itulah hati dihinggapi kehampaan
tak ada lagi senyumnya yang terulas
tak ada lagi tawa yang tersirat
dan tak ada lagi candanya yang menghangatkan hati
saat itulah mentari telah berubah
tak lagi memberikan cahaya
tak lagi memberi kehangatan
dan tak lagi memberi senyuman
karna...
semua tau bahwa senyumnya telah menghilang
saat hujan turun membasahi bumi
saat itulah hati dihinggapi kehampaan
tak ada lagi senyumnya yang terulas
tak ada lagi tawa yang tersirat
dan tak ada lagi candanya yang menghangatkan hati
saat itulah mentari telah berubah
tak lagi memberikan cahaya
tak lagi memberi kehangatan
dan tak lagi memberi senyuman
karna...
semua tau bahwa senyumnya telah menghilang
Langganan:
Postingan (Atom)
"Simple Thing Called Love" by Anna Triana
Judul : Simple Thing Called Love Penulis : Anna Triana Penerbit : Elex Media Komputindo ISBN : 978 - 602 - 0...
-
Pernah denger salah satu lagu Efek Rumah Kaca dengan judul Kau dan Aku Menuju Ruang Hampa? Yap, lagu yang berada dalam album Kamar Gelap d...
-
Judul : Ananta Prahadi Penulis : Risa Saraswati Penerbit : Rak Buku ISBN ...