JNGGA

Jumat, 03 Juni 2011

-setangkai mawar untuk ocha-

“Ocha……”

Suara seseorang yang ku kenal memanggilku, aku menoleh dan membalikan badan.

“ada apa??” tanyaku

“emh ini aku mau ngembaliin catatanmu” katanya

“oh.. udah selesai di catet??”

“udah ko, makasih yaa…” katanya

“OK sama sama” kataku

Lalu dia pergi meninggalkanku yang masih terus melihat kepergiannya sampai menghilang di kejauhan. Dia adalah Aris, orang yang ku suka sejak awal aku masuk ke sekolah ini, waktu itu aku dan dia sama sama terlambat dan tidak diizinkan mengikuti pelajaran pada jam pertama. Kami pun berbincang bincang bersama di perpustakaan sekolah. Sejak kejadian itu kita berdua menjadi berteman dan akrab. Dan pada saat itu lah aku sadar bahwa aku menyukainya. Dia adalah setitik jingga bagiku.

“woy….!!!!!ngelamun aja!” teriak pia

“astagfirullah pia!! Kamu ngagetin aja !!” protesku

“yaa kamu pagi-pagi gini udah ngelamun”

Aku hanya membalasnya dengan senyuman

“ngelamunin apa sih ??” tanya pia

“gak ko, gak ngelamunin siapa-siapa” kataku

“ahh jangan bohong deh. Pasti kamu lagi ngelamunin dia yah??” tanyanya sambil menunjuk ke arah belakangku dengan dagu. Aku menoleh dan terdiam

“udahlah cha klo kamu suka dia kamu bilang dong” katanya

“ahh gak berani pi, aku malu” kataku

“dari pada kamu gini terus?? Cha, mendingan kamu bilang aja. Gak usah malu atau gangsi lah. Sekarang kan emang udah zamannya cewek nembak duluan”

“aduh… tapi aku gak mau pi”

“gak mau kenapa sih?? Dengar yah cha mendingan kamu bilang sekarang dari pada ntar kamu nyesel. Liat deh sekarang aja dia lagi bareng sama Yuli . mungkin aja kan bentar lagi mereka jadian? Apa lagi kamu tau kan kalo Aris suka sama Yuli??”

“iya sih.. tapi udahlah biarin aja”

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

“pagi kawan…” katanya sambil melihat ke arah aku dan pia yang sedang duduk di kursi.

“pagi” kata pia, aku hanya tersenyum

“oia Cha aku boleh liat tugas kimia gak? Aku belum nih lupa ngerjain. Kamu pelajaran kimia jam pertama kan??”

“iya Ris”

“nah kalau aku jam ke tiga. Aku liat yah ??”

Aku hanya mengangguk

“ya ampun Ris kamu ngapain aja sih kemarin sampai lupa sama tugas??” kata pia

“yaa maaf abisnya kemarin seharian aku mai sama Yuli, baru pulang malem dan kecapean terus langsung tidur deh hahaha” katanya cengengesan. Aku pun berlalu tanpa memperdulikannya.

“pi, dia kenapa sih??” tanya Aris

“mana aku tau”

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ddrrrrrttt…….. Just gonna stand there and watch me burn ddddrrrrrttttttt….. But that’s alright because I like the way it hurts…. Dddrrrrrrrttttttt ……Just gonna stand there and hear me cry…… dddrrrtttt…… But that’s alright because I love the way you lie I love the way you lie

I love the way you lie dddrrrrrttttttt…………..

Suara handphone ku terus berbunyi. Dengan malas ku meraih handphone ku.

‘siapa sih yang nelepon ganggu orang lagi tidur aja!!’ batinku.

Lalu kuraih handphone ku dan melihat siapa yang mengganggu tidurku. ARIS, kulihat namanya di layar handphoneku,

“hallo..” kataku

“heh!! Tidur melulu… cepet keluar aku udah ada di depan rumah kamu nih” katanya

Aku mendekat ke jendela dan melihat ke luar. Benar saja Aris ada di luar. Dia melambaikan tangan padaku.

“tunggu bentar aku ke bawah sebentar lagi”

Lalu kututup teleponnya. dan segera menemui aris

“apa sih Ris? Gangguin aku tidur aja” omelku

“hehe maaf maaf abis aku gak tau harus ke rumah siapa lagi. Aku mau cerita sama kamu” katanya

“cerita apaan? Kayaknya serius banget”

“aku mau cerita tentang Yuli” katanya

‘Ya Tuhan… kuatkanlah hatiku ini’ batinku.

“gini Cha, aku bingung, aku sama Yuli kan udah deket tapi aku bingungtentang hubungan aku sama dia”

“bingung kenapa?”

“bingung aja harus gimana. Aku harus gimana dong cha?”

“kenapa gak kamu tembak aja?”

“nah itu dia aku gak tau waktu yang tepat kapan… kalau menurut kamu baiknya kapan? Kalau besok gimana?”

“hmmm iya bagus ko. Besok aja kamu tembak dia ris” kataku makin lemas tak berdaya

‘Tuhan tolong aku. Jangan biarkan ini terjadi’ batinku

“tapi apa gak terlalu cepet cha?”

“gak ko . kata aku aku sih gak terlalu cepet, kamu sama dia udah deket kan? Udah sering jalan bareng. Ya udah tembak aja . kalau lama lama ntar jadinya basi ris” saranku

“ohh sip deh . aku tembak Yuli besok aja . thanks ya cha, sekarang aku pulang dulu. Bye bye ocha sayang” katanya pergi.

Aku hanya bisa terdiam mematung. Apa yang harus aku lakukan ?? besok aris akan meminta Yuli untuk menjadi pacarnya, apakah aku sanggup menghadapinya? Apakah aku sanggup melihat mereka berpacaran?? Tentu tidak, Tuhan tolong aku …….

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

“pi kamu liat ocha gak?” tanya aris

“gak. Kenapa kamu tanya dia?” jawab pia ketus

“aneh aja jam segini belum dateng”

“terus kenapa?” jawab pia masih ketus

“kamu ini kenapa sih pi? Aku tanyain baik baik kamu jawab ketus gitu” tanya aris heran

“ya abisnya kamu bego banget sih”

“bego?? Bego kenapa sih pi aku gak ngerti?”

“ocha itu gak akan masuk sekolah!! Kamu tau kenapa?”

“kenapa? Apa dia sakit?”

“karna dia gak kuat liat kamu pacaran sama Yuli. Kamu tuh sadar gak sih ocha itu suka sama kamu, sayang sama kamu!!” jelas pia dengan nada tinggi

Aris terdiam mematung

“maksud kamu? Dia.. dia..”

“iya. Dia suka sama kamu!!”

“sejak kapan pi? Kenapa dia gak cerita?”

“sejak kalian terlambat bareng. Sejak saat itu ocha suka sama kamu. Dia gak cerita karna dia gak mau ngerusak persahabatan kalian dan gak mau di anggap cewek gampangan. Dia berani berkorban buat kamu, tapi kamu?? Cuma bisa nyakitin dia. Dengan gampangnya kamu cerita cerita tentang Yuli sama ocha. Apa itu gak bikin sakit hati?”

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Aris terdiam di kamarnya sambil berbaring menatap langit langit kamar. Ia masih memikirkan kata kata pia tadi pagi di kelas pia. Pikirannya menerawang ke kejadian satu tahun yang lalu, ketika mereka sama sama di hukum oleh pak didit yang super duper killer itu.

‘ocha suka aku sejak awal kita ketemu? Ya ampun kenapa aku sebodoh ini? Kenapa aku gak sadar? Ocha maafin aku…’ Batin aris.

Lalu ia beranjak dan bergegas menuju garasi dan pergi dengan motornya.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jam menunjukan pukul 23.54. aku masih menatap foto foto aku dan aris pada masa lalu.

‘kira kira Yuli nerima aris gak yah??’ batinku.

Tiba tiba handphone ku berdering.

Ddrrrrrttt…….. Just gonna stand there and watch me burn ddddrrrrrttttttt….. But that’s alright because I like the way it hurts…. Dddrrrrrrrttttttt ……Just gonna stand there and hear me cry…… dddrrrtttt……

Aku segera meraih handphone ku sebelum handphone ku bernyanyi labih panjang lagi.

ARIS terpampang di layar handphone ku. Dengan ragu ku jawab panggilan itu.

“ha.. hallo..” kataku dengan susah payah

“bisa keluar sebentar? Aku udah ada di depan”

Telpone di tutup sebelum aku protes padanya

“ada apa yah sama aris? Ko aneh banget. Awas aja kalau dia mau cerita tentang Yuli” kataku

Ada hal yang tidak biasa pada aris, mau apa dai datang malam malam begini? Dan suara aris terdengar dingin dan kaku. Aku segera turun ke bawah dan membukakan pintu untuk aris. Ketika ku membuka pintu, aris tepat berdiri di depanku, air mataku tak bisa ku tahan, dan perlahan mulai menetes, aku menangis dihadapan aris, tak ada lagi sesuatu yang ku sembunyikan darinya. Perlahan aris mengangkat tangannya dan mengulurkannyake pipiku. Dia menghapus air mataku dengan tatapan dingin.

“maafin aku cha.. maafin aku.. aku gak pernah tau tentang perasaan akmu ke aku. Maafin aku…” katanya dengan suara berat

“gak apa apa ris, gak usah minta maaf, ini bukan salh kamu ko. Gak ada yang salah dalam kasus ini” kataku

“gak cha, aku yang salah, aku cerita tentang Yuli sama kamu sedangkan kamu suka sama aku. Itu pasti sakit bengat cha…”katanya lirih

“udahlah ris lupain aja aku udah gak apa apa ko . tadi aku Cuma emosi aja. Maaf yah? Oia tadi gimana sama Yuli? Kataku sambil tersenyum yang setengah di paksa.

Aris hanya menggeleng

“sebenernya aku gak bener bener nganggap kamu sahabat cha, sebenernya kamu bisa mencoba sebelum ada Yuli, mungkin gak perlu ada Yuli, tapi semuanya udah terlambat”

“udahlah ris gak usah di bahas lagi yah ?? aku gak apa apa ko”

“aku sayang kamu cha” katanya dengan tulus.

Lalu dia mengambil sesuatu dari saku jaketnya

“ku berikan mawar ini untukmu cha. Tolong rawat dan jaga baik baik mawar ini. Dan kalung ini juga aku kasih buat kamu. Tolong jaga baik baik yah? Jangan sampai hilang”

Aris memakaikan kalung itu pada leher ku

“jaga diri kamu baik baik yah cha?”

Lalu aris pergi meninggalkan ku yang teriam mematungmenatap kepergiannya. Beberapa detik kemudianhandphone ku berdering. Telepone daro Pia!

“ada apa pi?” tanyaku

Ku dengar pia menangis di ujung sana. Terisak dan perih

“aris cha.. aris” katanya

“kenapa dengan aris pi?” kataku heran

“aris meninggal, dia di tabrak sebuah truk di tikungan” kata pia masih dengan terisak

“gak mungkin pi , gak mungkin. Barusan aris baru aja dari rumah aku”

“ini bener cha, aris meninggal 1 jam yang lalu dalam perjalanan m,enuju rumah kamu…”

Aku tak mendengar ucapan pia, aku bingung dan hancur. Aris telah pergi. Rasanya tak mungkin. Lalu perlahan air mataku mengalir, tanganku memegang kuat setangkai mawar yang aris berikan untukku dengan perasaan sedih dan hampa. Setitik jinggaku telah pergi dan meninggalkan kesedihan yang mendalam di hatiku….

TAMAT



yang baca ini tolong kasih komen dan saran yah :)

"Simple Thing Called Love" by Anna Triana

Judul          : Simple Thing Called Love Penulis       : Anna Triana Penerbit      : Elex Media Komputindo ISBN          : 978 - 602 - 0...