JNGGA

Rabu, 27 Juni 2018

Ananta Prahadi by Risa Saraswati



Judul                : Ananta Prahadi
Penulis              : Risa Saraswati
Penerbit            : Rak Buku
ISBN               : -
280 hlmn
Rate 4/ 5

Sinopsis:

Aku Tania, perempuan biasa… tapi mereka bilang aku ini Alien. Aku perempuan yang suka tertawa tapi mereka bilang aku Monster. Aku perempuan bahagia, namun memang seringnya kebahagiaanku membuat mereka semua menderita. Aku hanya ingin menjadi diriku sendiri, sesulit itukah mewujudkan keinginanku ini?

Nama saya Ananta Prahadi, panggil saja Anta. Hobi bersih-bersih rumah, makan lontong kari dan sangat menjunjung tinggi pelestarian makhluk langka. Jangan heran, kalau saya sangat suka berada di sisi makhluk langka. Makhluk langka yang saya jaga sekarang merupakan spesies terakhir perempuan unik yang ada di dunia ini.

Saya Pierre, hmm… saya harus bilang apa?

Novel romance fiksi pertama karangan Risa Saraswati ini menceritakan tentang kehidupan Tania sebagai wanita yang berbeda dengan kebanyakan orang. Mempunyai pemikiran yang begitu idealis membuatnya sulit mendapatkan teman karena orang-orang disektarnya menganggap dirinya aneh. Tania tidak ingin belajar pelajaran lain selain melukis, dia teramat suka melukis. Karenanya dia menganggap jika melukis adalah kehidupanya.

Suatu hari, datanglah Ananta Prahadi atau Anta, siswa baru pindahan dari Subang yang kemudian berteman baik dengan Tania. Beberapa kali Anta mendapat perlakuan kasar dari Tania, namun dia tetap gigih mendekati Tania untuk bisa berteman dengan cewek itu. Diceritakan beberapa tahun kemudian saat Tania dan Anta telah lulus SMA, mereka masih tetap berteman baik. Tania sudah menjadi pelukis terkenal dengan Anta sebagi asistennya. Tania pun menjual lukisannya namun tidak kepada sembarang orang. Jika dia mau, dia bisa menjualnya, namun jika tidak, dia dengan keras menolak menjual hasil karyanya.

Singkat cerita, Anta mengenalkan Tania kepada Pierre, sesosok bule calon pembeli lukisannya. Namun butir-butir cinta mulai tumbuh diantara keduanya. Disaat Tania tengah menikmati romansa percintaan dengan Pierre, satu kenyataan terungkap, kenyataan yang membuat Tania membenci Anta, kenyataan yang mempertaruhkan persahabatan mereka yang begitu erat.

Cerita ini memiliki tema yang sangat biasa dan ringan, yaitu tema percintaan dan persahabatan atau lebih simpelnya saya katakana, sahabat jadi cinta. Namun sejujurnya, untuk bisa sampai pada pemahaman tema sahabat jadi cinta, pembaca harus menerka-nerka tentang perasaan Anta yang sebenarnya terhadap Tania. Pada awalnya, saya mengira jika tema dari novel ini adalah percintaan, namun dibalik itu semua, penulis menghadirkan sebuah pesahabatan yang berakhir dengan prcintaan. Tema itu hanya bisa dilihat ketika kita sampai pada bagian akhir cerita karena keepikan penulis menutupi perasaan cinta dengan persahabatan yang terjadi pada Tania dan Anta. Saya sempat mengira, jika dalam novel ini, Anta tidak mempunyai perasaan apa-apa terhadap Tania dan hubungan mereka hanya sebatas persahabatan, namun perasaan Anta kepada Tania dijelaskan pada akhir cerita dan membuat saya menarik kesimpulan bahwa tema ‘sahabat jadi cinta’lah yang lebih tepat untuk menggambarkan isi novel ini.

Alur yang terdapat dalam novel ini adalah alur maju. Sangat biasa untuk sebuah alur, namun novel ini memiliki plot yang menarik. Penulis dengan lihai bisa membungkus sesuatu yang sangat biasa dan banyak dipakai penulis lain, menjadi menarik. Jalan cerita yang tidak mudah ditebak menjadi keunggulan bagi novel ini. Pembaca dibuatnya menerka-nerka alasan apa yang ada dalam setiap tindakan tokoh-tokohnya. Sebagai contoh, dalam novel ini, diceritakan saat Anta menjodohkan Pierre dengan Tania namun dia sendiri tidak terlihat senang saat Pierre melamar Tania di depan keluarganya termasuk Anta. Atau saat Tania dan Anta berada di negara Transylvania dan Anta dengan gamblang meminta Tania untuk menjauhinya dan membiakan Anta berbahagia dengan Sukma, seseorang yang diatakan Anta sebagai tunangannya, atau saat Anta harus berbohong dengan mengatakan pada Tania kalau Sukma adalah tunangan Anta dan mereka akan segera menikah, dan masih banyak lagi konflik-konflk yang menyimpan alasan dan misteri dalam sebuah perkara. Dan penulis mampu membungkus itu semua dengan rapi dan epik. Terasa sempurna untuk sebuah konflik dan jalan cerita yang –sebenarnya- ringan.

Selain tema dan alur, yang akan saya bahas adalah penokohan atau karakter setiap tokoh harus saya akui, jika novel ini mempunyai penokohan yang begitu menggemaskan dan luar biasa berbeda. Mungkin salah satu daya tarik novel teletak pada karakter setiap tokoh. Penulis berani mengambil karakter yang berbeda dari kebanyakan tokoh-tokoh fiksi yang pernah saya baca. Menggambarkan jika Tania memiliki sifat aneh, sangat idealis, judes, introvert, suka makan nasi basi yang dijemur dan dikeringkan setiap hari, berbakat namun cantik membuat saya merasa jika novel ini berbeda dengan novel lain. Penggambaran karakter yang melekat begitu kuat dalam setiap tokohnya. Tania dengan segala sifat aneh dan keras kepalanya, Anta dengan karakter orang Sunda nya yang begitu kuat serta Pierre dengan kekalemannya yang digambarkan begitu baik. Semua karakter dalam setiap tokoh digambarkan dengan detail dan rapi, menarik juga ‘nagih’ untuk dibaca kelanjutannya.

Namun, satu yang menjadi kekurangan dalam novel ini adalah terletak pada diksi. Diksi dan bahasa yang dipakai terlalu sederhana. Penulis tidak membubukan banyak majas-majas yang mungkin bisa membuat novel ini terlihat menarik dan sempurna. Penulis hanya memakai bahasa sederhana dalam setiap deskripsi yang digambarkan. Harus saya akui jika bahasa dalam novel ini sedikit membosankan. Dan juga, pemenggalan ceita dan bahasa yang ada pada bab-bab awal terasa kurang pas. Namun hal ini bukan masalah besar, novel ini terlihat menarik dengan segala kelebihan yang ada. Kekurangan dalam novel ini tertutup dengan sempurna oleh kelebihan-kelebihan yang dimiliki novel ini.

Sejujurnya, pertama kali saya baca kisah Tania, Anta dan Pierre bukan pada novel ini, melainkan pada blog penulis yang sempat membagikan seperempat kisah Tania dan Anta. Saya sebagai pembaca blog teh Risa Saraswati merasa tertarik untuk membaca kelanjutan kisah Tania dan Anta yang pada akhirnya setelah novel ini rilis, saya pun menuntaskan rasa penasaran saya dengan membaca kisah Anta-Tania sampai selesai. Saya harus terlibat dalam emosi yang menyedihkan saat membaca bab demi bab yang dihadirkan penulis. Saya sempat menangis saat cerita ini memasuki bagian terakhir. Hal itu menunjukan jika pada kenyataannya, novel ini mampu bersaing dengan novel-novel roman lainnya. Novel ini memang tidak sempurna, tapi cukup baik untuk dibaca diwaktu senggang.

Terakhir, satu hal yang bisa saya ambil dari novel ini adalah, jangan melihat segala sesuatu hal hanya dari luarnya saja, karena terkadang, apa yang kita lihat belum tentu itu sebuah kebenarannya. Ada baiknya kita tidak hanya melihat sesuatu hal dari satu sisi saja, tapi lihat dari sisi yang lain juga. Hal lainnya yang bisa saya ambil dari  novel ini adalah, perkataan penulis yang menyebutkan, jika, tidak perlu menjadi sarjana sastra untuk menulis, cukup dengan tekad dan kemauan untuk belajar, semuanya akan berjalan dengan baik.

Akhir kata, terima kasih telah melungkan waktunya untuk membaca review saya tentang novel Ananta Prahadi karya Risa Saraswati. Semoga review saya ini tidak membuat para pembaca puas ya, biar pembaca sekalian penasaran, membaca novelnya dan membuat review dengan pemikiran kalian sendiri. Terima kasih dan selamat beraktivias J

Salam,
Tina Wiarsih

1 komentar:

  1. Saya terhanyut kedalam novel ini. Pembawaan tokoh ananta sangat menhimajinasi bagi saya

    BalasHapus

"Simple Thing Called Love" by Anna Triana

Judul          : Simple Thing Called Love Penulis       : Anna Triana Penerbit      : Elex Media Komputindo ISBN          : 978 - 602 - 0...