JNGGA

Jumat, 26 Januari 2018

Jingga Untuk Matahari


Judul                            : Jingga untuk Matahari
Penulis                          : Esti Kinasih
Penerbit                        : Gramedia Pustaka Utama
ISBN                           : 978 – 602 – 03 – 3723 – 4
448 hlm
Rate     4,5/5


Sinopsis:
Ari dan Tari menjalani hari-hari penuh pelangi. Tari bahagia karena ternyata Ari cowok lembut dan penuh perhatian. Sedangkan Ari gembira luar biasa ketika mendengar Ata dan Mama akhirnya kembali ke Jakarta.

Namun, tanpa Ari ketahui, selama ini Ata menyimpan kepedihan yang membuatnya bertekad melampiaskannya kepada Ari dan Papa. Saat itulah Ari menyadari ada “kisah” yang dia tidak tahu di antara papa dan mamanya.

Sementara itu, Tari mulai bingung menata hati. Karena pada saat rasa sayangnya untuk Ari semakin tumbuh, Angga muncul lagi dan “nembak” langsung. Sebenarnya, apa yang menjadi alasan Angga begitu dendam pada Ari dan bertekad merebut seseorang yang paling berharga darinya?

“Kalo lo ngincer cewek yang udah punya cowok, rebut dia di depan cowoknya. Jangan di belakang,” kalimat Ata it uterus terngiang di benak Angga.

Series ketiga dari novel Jingga dan Senja ini menyuguhkan alur cerita yang rapi juga konflik yang kompleks. Dimulai dari kedatangan Ata dan Mama kembali ke Jakarta, Ari merasa sangat senang karena harapan yang dia impikan -yaitu mempersatukan keluarganya hampir terwujud. Ari mulai menata hidupnya kembali yang terasa mendekati sempurna, terlebih saat Ata bersekolah di tempat yang sama dengan Ari. Kedatangan Ata di SMA Airlangga jelas membuat seluruh siswa hingar bingar juga ricuh karena bertambahnya makhluk tampan di sana. Saat itu, hari-hari terasa sempurna dengan didampingi saudara kembarnya, sahabat –Ridho dan Oji, juga Tari sebagai pacarnya. Namun kebahagiaan itu tidak bertahan lama, harapan mempersatukan kembali keluarganya harus kandas saat Ata dengan gamblang menyebutkan jika Papa mereka telah menikah lagi, ditambah kenyataan bahwa Ari pasti mengetahui hal itu mengingat Ari lah yang menjadi pengiring pengantin pernikahan ke dua Papanya. Hal itu jelas membuat Ari terkejut, pasalnya, Ari sama sekali tidak mengetahui jika Papanya telah menikah beberapa tahun yang lalu, juga kenyataan jika di pesta itu Mama dan Ata sempat diusir yang berujung kepada kedatangan pengantin yang berbahagia keesokan harinya, Ata tidak bisa melupakan jika saat itu Mama mereka dipukul oleh sang ayah. Hal itu membuat Ari terpukul, terlebih tidak mempercayai akan fakta yang baru saja didengarnya. Ari sedih, Ari rapuh, hampir patah bahkan hancur. Berkali-kali dia meyakinkan Ata jika dia sama sekali tidak mengetahui pernikahan ke dua Papa, namun Ata tetap tidak percaya.

Hal itu memicu pertengkaran tertutup, Ari dengan segala kehancurannya dan Ata dengan segala dendamnya terhadap kembar identiknya. Banyak hal yang terjadi di tengah kekacauan Ari, terlebih saat Ata memutuskan untuk bergabung dengan Angga untuk menghancurkan Ari secara perlahan, sampai Ari benar-benar habis, sampai ari benar-benar hancur.

Buku ketiga dari series Jingga ini memberikan sentuhan yang berbeda dalam setiap cerita juga konflik yang dibangun. Adalah ciri khas Esti dalam membangun alur dalam sebuah karya fiksi, novel ini menghadirkan alur yang berbeda, lebih rapi dan terstruktur. Karakter tokoh yang dihadirkan begitu kuat dan mampu mengaduk emosi para pembaca, di tambah lagi plot dan humor-humor yang disisipkan yang telah menjadi ciri khas dari sang penulis. Di buku ini, karakter Ari dibuat lebih pasif dibanding dengan Ata, hal ini selaras dengan cuplikan atau gambaran Ata saat diceritakan di buku pertamanya. Dalam cerita ini cerita kesedihan alebih banyak disangdang Ari dari pada Tari atau Ata, menjadikan Ari sebagai pihak protagonist setelah sebelumnya menyandang pihan antagonis dengan segala kekuasaannya. Dan perpindahan karakter tersebut benar-benar disajikan secara rapi juga kuat.

Berbeda dengan kedua buku sebelumnya, dalam buku Jingga Untuk Matahari lebih menceritakan tentang masa lalu kelam Ari, konflik yang di hadirkan lebih banyak membahas konflik keluarga dari pada konfliknya dengan Angga atau Tari. Misteri yang pada mula nya tertutup rapat, perlahan mulai terkuak. Jika di buku pertama –Jingga dan Senja menceritakan tentang kekuasaan Ari dan track record Ari sebagai siswa yang paling bermasalah, juga pertengkaran antara Ari dan Tari yang selalu menjadi huru hara di sekolah. Di buku keduanya –Jingga dalam Elegi menceritakan tentang rahasia Ari yang tidak diketahui oleh semua orang yaitu Ari mempunya kembar identik, di buku yang kedua ini menceritakan tentang perjalanan Ari yang menyamar sebagai saudara kembarnya untuk mendekati Tari. Untuk buku ketiga, pembaca diajak untuk menyusuri masa lalu kelam Ari dengan Ata sebagai sudut pandang fokusnya. Hal ini yang menjadi pembeda antara buku pertama dan buku kedua, dimana fokus pada novel ini mengacu pada konflik keluarga yang tidak bisa ketahui semua orang.


Dalam buku ini, saya hampir tidak menemukan kekurangan –selain kesalahan dalam menulis, Esti Kinasih hampir benar-benar menghadirkan kesempurnaan dalam kelahiran novel ini. Jalan cerita yang disuguhkan pun hampir tidak terduga dan tidak tertebak, dan buku ini sangat cocok dibaca untuk orang yang senang memahami makna dalam setiap kata, karena Esti menghadirkan perandaian-perandaian untuk menjelaskan satu masalah tertentu. Cara nya dalam menyisipkan makna dalam sebuah hal sederhana patut diacungi dua jempol. Namun, tidak sampai disitu cerita Ari, Ata dan Tari. Cerita mereka akan dilanjutkan pada buku keempat Jingga Series, yaitu Jingga untuk Sandyakala. So, sampai ketemu lagi dengan kisah mereka di buku keempatnya ya J

"Simple Thing Called Love" by Anna Triana

Judul          : Simple Thing Called Love Penulis       : Anna Triana Penerbit      : Elex Media Komputindo ISBN          : 978 - 602 - 0...