JNGGA

Sabtu, 24 Februari 2018

5 cm

Judul                            : 5 cm.
Penulis                          : Donny Dhirgantoro
Penerbit                        : Grasindo
381 hlm
Rate     3,5/5

Sinopsis:
Menceritakan tentang persahabatan 5 anak manusia yang bernama Genta, Riani, Zafran, Ian dan Arial, persahabatan mereka begitu solid dan jujur. Tidak ada kata permusuhan yang terjadi di antara mereka. Setiap hari, kelimanya selalu bersama. Menjelajahi seisi kota dengan riang juga canda. Salah satunya adalah berkumpul di rumah Arial setiap hari. Segala macam obrolan telah mereka utarakan, mulai dari film favorit, band dan penyanyi sampai kuotes-kuotes dari tokoh termana telah mereka bicarakan. Tentu saja bukan tanpa perbedaan. Perbedaan pendapat selalu terjadi di antara mereka, namun mereka tidak memusuhi perbedaan itu, mereka mencoba menghargai juga menerima pendapat satu sama lain. Adalah Genta sang leader, yang selalu mempunyai ide-ide cemerlang, juga solusi untuk semua masalah yang dihadapi.
Pada suatu malam, saat mereka berlima tengah berkumpul di rumah Arial, mereka semua berbicara tentang segala hal sambil ditemani semangkuk indomie. Pada satu perdebatan, mereka berlima merasa tidak memiliki kemajuan atau berada di titik kejenuhan karena sering bersama. Mereka merasa tidak berkembang sebagai seorang manusia. Maka, Genta mengutarakan untuk berpisah sementara selama tiga bulan untuk meraih impian masing-masing. Hal itu disambut dengan antusias oleh yang lain walaupun Riani sempat menolak. Dan akhirnya keputusan dijatuhkan, yaitu mereka berpisah selama tiga bulan dan kembali bertemu tepat tanggal 14 Agustus di salah satu stasiun kereta api untuk memulai petualangan baru.

Novel ini harus saya acungi jempol untuk ide cerita dan gagasan-gagasan yang dimiliki oleh pengarang. Dengan mengangkat tema persahabatan, novel ini sukses menyadarkan saya betapa berharganya seorang sahabat dan keikhlasan hati untuk saling menerima. Dalam cerita ini, masih seperti novel kebanyakan yang dibumbui oleh roman-roman percintaan. Hanya saja, roman percintaan yang di bahas tidak terlalu banyak. Di novel ini, hal yang banyak dibahas justru adalah kedekatan persahabatan juga cara-cara untuk meraih mimpi. Harus saya akui, novel ini mempunyai daya magis untuk menghipnotis para pembacanya agar bersemangat dalam meraih mimpi mereka masing-masing. Adalah tidak baik ketika seorang manusia mengataka “saya tidak bisa” karena perkataan itu akan menghambat seseorang untuk menjadi bisa. Maka, yang harus dilakukan adalah yakin dan percaya terhadap apa yang kita inginkan, menggantungkan sebuah harapan di depan kening, lima centimeter di depan kening kamu agar mampu kamu lihat dan menjadi sebuah motivasi untuk agar berusaha meraihnya.
Selain tema, setting yang dipakai dalam novel ini juga cukup menarik. Menceritakan tentang gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di pulau Jawa. Pengarang mampu menggambarkan setting dengan begitu epik dan detail. Tentang keindahan gunung Semeru juga cerita mistis yang terkandung di dalamnya. Bukan hanya itu, pengarang juga mampu menggambarkan hal-hal kecil yang ada di sana, mungkin karena novel ini merupakan pengalaman pribadinya saat mendaki Semeru, jadi hal-hal yang digambarkan dalam cerita ini terkesan begitu hidup. Mulai dari keadaan dan suasana pada malam hari ketika pendaki berkemah atau pergi naik malam hari, juga ketika digambarkannya perjalanan menuju Ranu Kumbolo yang begitu rumit. Semua terasa hidup dan nyata.
Dilihat dari segi bahasa, novel ini memiliki bahasa yang sederhana namun mudah dimengerti. Jarang sekali saya menemukan diksi yang bermetafora dari tulisan kak Donny pada novel ini, namun hal ini diperindah dengan dihadirkannya kuotes-kuotes yang bermanfaat juga lirik-lirik lagu yang bagus dari awal cerita sampai akhir cerita. Sejujurnya, di novel ini terlalu banyak percakapan-percakapan yang seharusnya membuat bosan, percakapan yang membuat suasana tidak hidup, namun hal tersebut bisa diatasi dengan baik oleh si pengarang yang hasilnya percakapan-percakapan tersebut terasa tidak membosankan. Banyak kalimat-kalimat yang memotivasi saya untuk percaya kepada mimpi, untuk lebih berusaha dalam mengejar impian. Dan beberapa kali saya harus menitikan air mata ketika sampai pada cerita-cerita tertentu.
Percakapan tidak pernah lepas dari penokohan atau karakter yang dibentuk. Menurut saya, karakter yang dibentuk sangat pas dan kuat. Riani yang digambarkan sebagai sosok wanita pintar yang tidak ingin kalah dalam berdebat namun tetap ramah dan tidak merasa dirinya lebih pintar dari yang lain, Genta yang digambarkan sebagai cowok pemimpin yang kalem dan tidak neko-neko, Arial yang digambarkan sebagai cowok cuek yang sebenarnya penyayang, Ian yang digambarkan sebagai seorang cowok gendut yang doyan makan indomie dan menonton video porno namun selalu menajadi yang paling disayang karena lucu, juga Zafran yang digambar sebagai sosok yang “gila” dan selalu berpuisi. Semua karakter itu terasa nyata dan hidup ditambah dengan bahasa dan percakapan yang membuat saya tertawa. Begitu hidup dan nyata.
Alur yang dibangun disini sangat biasa, yakni menggunakan alur maju. Seluruh dari cerita ini berjalan apa adanya, mengalir bagai air. Saya begitu menikmati setiap lembar demi lembar yang dihadirkan. Semuanya terasa pas, terasa berkesinambungan satu sama lain.
Dan terakhir adalah amanat. Amanat yang disampaikan sangatlah besar. Disini, setelah membaca novel ini secara keseluruhan, ada dua hal yang bisa saya ambil dari cerita tersebut. yang pertama dari segi instrinsik dan yang kedua dari segi ekstrinsik. Dari instrinsik, saya bisa mengambil hal jika, ketika kamu punya impian, maka kejarlah impian itu tanpa kenal lelah, kegagalan bukan suatu hambatan, tapi sebagai pemicu untuk kamu agar lebih bisa berusaha dan berusaha sampai meraih hasil yang diinginkan. Apapun yang kamu inginkan bisa tercapai asalkan kamu ada keinginan, asalkan kamu ada kemauan untuk berusaha. Lima centimeter di depan kening kamu, biarkan itu menggantung di depan kamu agar kamu dapat melihatnya setiap saat. Sangat jelas jika pengarang ingin memberikan motivasi kepada pembacanya agar kita tidak pernah menyerah demi mencapai cita-cita dan impian.
Dan yang kedua adalah dilihat dari segi ekstrinsik. Ketika saya melihat kehidupan kelima orang tersebut, saya langsung suka kepada karakter Zafran bahkan sampai nge-fans. Dan hal yang saya ingat adalah karakter Zafran tidak ada hadir ke dalam dunia fiksi jika tidak diciptakan oleh pengarang. Dan karakter Zafran pun akan terkesan sebagai orang yang tidak berguna ketika pengarang tidak memberikan karakter apa-apa, ketika pengarang tidak memodifikasi karakternya sesuai dengan yang dia inginkan. Maka kita harus sering berterima kasih kepada penulis karena telah menciptakan karakter yang begitu hidup, karakter yang begitu unik sampai bisa membekas di hati pada pembaca. Dan hal itu juga bisa diaplikasikan kepada kita umat manusia. Kita hanya akan menjadi seonggok daging yang tidak berguna saat Tuhan tidak memberi kita apa-apa, saat Tuhan tidak memberikan kita kemampuan yang sebenarnya dimiliki setiap umat manusia. Maka disini, kita harus sering berterima kasih kepada Tuhan untuk segala karunia yang Dia berikan, untuk segala nikmat yang Dia berikan sejak kita lahir sampai sekaran. Pandai pandailah bersyukur kita sebagai manusia agar hidup bahagia dan tentram, juga agar pandai memaknai hidup.
Terakhir, saya tidak pernah menyesal ketika ditakdirkan untuk membaca novel 5cm, karena apa yang saya dapat dari novel tersebut, sangat bermanfaat bagi saya, sangat memotivasi saya untuk lebih bisa berjuang demi mengejar impian. Juga untuk kuotes-kuotes yang dihadirkan yang memang bagus dan memotivasi saya sebagai umat manusia agar bisa lebih bersyukur dan memaknai hidup. Demikian review saya kali ini, semoga kita semua bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari apa yang kita lakukan. Amin J

Senin, 05 Februari 2018

Memeluk Kehilangan



Judul                            : Memeluk Kehilangan
Penulis                          : Faisal Syahreza
Penerbit                        : Exchange
ISBN                           : 978-602-6799-16-6
255 hlm
Rate     4/5

Sinopsis:
Apakah kebahagiaan itu? Kenapa Tuhan menciptakan kebahagiaan?
Pada awalnya, kupikir kebahagiaan itu kamu, Marischa. Sampai kemudian aku menyadari ada hal-hal yang tak pernah diatur manusia. Salah satunya waktu. Tuhan mempertemukan kita pada waktu yang tak tepat, ketika kita masih sama-sama menyimpan rahasia dan ketakutan. Kamu masih bersama cinta pertamamu. Aku menerima keadaan itu dan mencintaimu. Ketika kamu mulai yakin padaku, Tuhan menunjukkan hal hebat lainnya, yakni betapa berbakatnya lelaki menyakiti hati seorang perempuan. Ya, aku menyakitimu, Marischa.

Kemudian kita berpisah lama. Lima tahun tanpamu membuatku menyadari betapa aku sangat mencintaimu. Aku jatuh cinta pada patah hati ini. Lalu, apakah lima tahun yang berlalu ini cukup bagi kita untuk saling memaafkan? Ataukah aku akan patah untuk kedua kalinya? Marischa, apakah kebahagiaan itu?

Menceritakan kisah cinta Neka dan Marischa, novel ini mempunyai daya tarik tersendiri bagi pembacanya. Diawali dengan kembalinya Neka pada kehidupan Marischa setelah lima tahun berpisah, hari-hari Marischa terasa begitu manis. Setiap hari selalu ada Neka yang senantiasa menemaninya kemanapun ia pergi. 
Kenyataan jika di masa lalu mereka pernah gagal membina hubungan manis, kali ini mereka mencoba mengulang semuanya sebaik mungkin, mencoba untuk membangun kembali segala sesuatu yang pernah jatuh berantakan. Bayangan manis tentang membina rumah tangga bagi keduanya sudah ada di depan mata, kesalahan memilih pasangan sudah mereka lewati hingga keduanya berharap satu sama lain.
Namun rasa pahit harus kembali ditelan oleh Marischa, mengetahui jika ciciin yang melingkar di jari manisnya bukan untuknya, melainkan untuk seseorang yang sudah lebih dulu diminta Neka untuk bersanding dengannya. Dan untuk kedua kalinya Marischa harus jatuh pada lubang yang sama, mencintai dan patah hati.
Novel ini mempunyai plot dan alur yang sangat menarik. Sejujurnya saya sebagai pembaca di buat bingung dengan alur yang dibangun pengarang pada bagian awal cerita, namun saat menapaki babak demi babak dan sampai pada penghujung ceita, saya dapat menemukan makna tersembunyi dan juga rahasia yang tidak pernah saya duga sebelumnya. Ibarat mendapat sebuah hadiah dengan hiasan yang begitu rumit, saya mendapati kebingungan untuk membuka kado tersebut, satu persatu kertasnya saya lepas hingga pada akhirnya saya bahagia mendapatkan hadiah yang selama ini saya idamkan. Itulah perumpamaan saya ketika saya membaca novel ini. Selalu ada kejutan yang menarik dalam setiap bab, selalu ada hal yang istimewa dalam setiap jalan cerita yang disuguhkan.
Cerita ini mempunyai alur acak, diawali dengan bertemunya tokoh utama yang pada nantinya akan masuk pada masa lalu keduanya lalu kembali lagi pada masa kini, pada masa lalu hingga kemudian masuk ke masa depan. Sungguh menarik dengan pengemasan yang begitu rapi, tidak ada cacat satu pun juga. pembaca dapat menikmati rangkaian cerita demi cerita dengan pengemasan yang luar biasa.
Selain dari segi alur, penokohannya juga terbilang kuat, semua karakter yang dihadirkan begitu menarik dan unik, terutama pada karakter tokoh pria. Karakter Neka dibuat plin plan dan cenderung tidak bisa memilih, tidak punya pendirian tetap dan hanya bisa menyakiti, sangat berbanding terbalik dengan pandangan dari kaum hawa tentang kaum adam. Mungkin pengarang ingin membeberkan realita yang terjadi pada kaum adam ketika mereka tengah jatuh cinta. pria juga bisa galau, pria juga bisa melankolis dan bersedih ria saat merasa kehilangan apalagi untuk orang yang sangat dicintai.
Dilihat dari segi diksi, novel ini tidak diragukan lagi. Gaya cerita yang sangat menarik juga pemilihan diksi yang begitu puitis membuat novel ini terkesan indah juga menawan. Perandaian yang sarat akan makna juga menambah daya tariknya.
Novel ini pun mempunyai akhir yang tidak terduga. Seseorang yang sering diceritakan namun pada akhirnya harus meredup digantikan oleh tokoh lain yang kemunculannya terbilang sedikit. Dan untuk bagian akhir, saya harus memberikan beberapa pujian karena sangat sangat melenceng dari yang saya duga. Disinilah kenikmatannya dalam memahami sebuah cerita, disinilah kenikmatannya dalam menerka apa yang kita terka.
Satu hal yang bisa saya ambil dari perjalanan cinta mereka adalah, tidak semua cinta bisa menyatukan dua orang yang saling mencintai, bahkan jika mereka sudah berkomitmen. Tidak semua cinta harus berujung manis terlebih jika waktu sudah memainkan perannya. Tidak ada yang salah dalam memilih, tidak ada yang salah dalam dipilih. Semua orang berhak untuk memilih juga dipilih selama dalam waktu yang tepat.

So, segera beli novel ini jika kamu ingin merasakan perjalana cinta Neka dan Marischa yang dibalut diksi yang puitis, juga ketika ingin merasakan suasana kota Bandung karena latar yang diambil adalah kota kembang, sangat cocok dibaca diwaktu santai juga ditemani coklat hangat dimusim hujan. 

"Simple Thing Called Love" by Anna Triana

Judul          : Simple Thing Called Love Penulis       : Anna Triana Penerbit      : Elex Media Komputindo ISBN          : 978 - 602 - 0...