"Kenapa masih disini? Ayo pulang, udah hampir gelap. Udara disini udah hampir dingin." Ucapnya seraya duduk disampingku kemudian matanya menatap ke depan. Melihat hamparan senja di ufuk barat, sama sepertiku.
"Jadi? Apa yang kamu tunggu?" Ucapnya lagi dengan senyum miringnya yang khas.
Aku menoleh. Menatapnya tepat di manik mata. Memperhatikan mata biru, sebiru samudranya, memperhatikan senyumnya yang ramah dan bibirnya yang tipis.
'Dia memiliki mata yang indah,' pikirku.
Hanya beberapa detik, sampai akhirnya aku kembali menatap senja di hadapanku. Aku terdiam cukup lama.
"Senja" jawabku akhirnya pada pria bernama Senja.
Bandung, 2015
"Jadi? Apa yang kamu tunggu?" Ucapnya lagi dengan senyum miringnya yang khas.
Aku menoleh. Menatapnya tepat di manik mata. Memperhatikan mata biru, sebiru samudranya, memperhatikan senyumnya yang ramah dan bibirnya yang tipis.
'Dia memiliki mata yang indah,' pikirku.
Hanya beberapa detik, sampai akhirnya aku kembali menatap senja di hadapanku. Aku terdiam cukup lama.
"Senja" jawabku akhirnya pada pria bernama Senja.
Bandung, 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar