JNGGA

Kamis, 02 Maret 2017

Train to Busan: Karena Kasih Orang Tua Tidak Ada Batasnya

poster Train to Busan

Siapa yang tidak kenal dengan film yang sempat fenomenal di tahun 2016 ini? Train to Busan, film dengan genre action, suspense-thriller (namun menurut saya film ini bergenre horor) yang sukses membuat penonton terkagum-kagum. 

Film yang menceritakan seorang ayah bernama Seok-Woo (Gong Yoo) yang selalu sibuk dengan pekerjaannya sampai hampir menelantarkan anak perempuannya yang bernama Soo-an. Bermula dari permintaan Soo-an yang ingin pergi ke Busan menemui ibunya bersama sang ayah di hari ulang tahunnya, sang ayah bertekad mengabulkannya meski dirinya berada di tengah-tengah kesibukan pekerjaan. Mereka berangkat menggunakan kereta listrik menuju Busan tepat hari dimana Soo-an berulang tahun. Namun, hal aneh terjadi ketika kereta berangkat, sang petugas kereta tiba-tiba saja diserang oleh makhluk aneh yang memangsa manusia. Disisi lain, tanpa diketahui oleh seorangpun, seorang wanita yang sudah terinfeksi virus memasuki kereta dan memangsa orang-orang. Dalam sekejap, keadaan kereta menjadi kacau dan mencekam, banyak manusia yang terkena virus, berubah menjadi zombie dan memangsa manusia yang masih hidup. Semua penumpang berusaha menyelamatkan diri, Seok-woo pun, seseorang yang terkenal keras kepala dan egois, ketika menghadapi situasi seperti itu, berubah menjadi sosok yang baik. Mengesampingkan ego dan berusaha untuk tidak memikirkan diri sendiri. Dalam perjalanan ke Busan yang menghadapi banyak rintangan, Seok-woo tetap melindungi sang anak dan orang-orang yang selamat untuk menuju Busan, tempat yang diprediksikan masih aman. Ketika akhirnya kereta harus berhenti secara terpaksa karena jalur kereta terhambat, sang masinis harus mengumumkan jika orang-orang yang selamat harus pindah kereta. Hal yang mendebarkan terus terjadi ketika zombie-zombie itu berkeliaran dan tetap memangsa manusia, korbanpun masih terus berjatuhan. Sampai satu persatu orang terinfeksi virus, Seok-woo juga harus mengalami nasib serupa akibat keegoisan seseorang yang mementingkan diri sendiri melebihi Seok-woo. Demi menyelamatkan anak dan istri temannya, dia bertahan melindungi keduanya dan mengorbankan tangannya yang menjadi sasaran sang zombie. 

Menguras air mata masih menjadi ciri khas film korea. Film ini benar-benar membuat saya terkagum terlebih ketika saya melihat judul dan genre film tersebut. Bagi saya, Train To Busan menjadi film korea pertama yang mengusung tema horor dan sukses di pasaran. Hal ini terbukti dari banyak jumlah penonton yang menonton film ini. Akting Gong Yoo sebagai ayah yang berani berkorban untuk anaknya menjadikan film ini penuh haru, terlebih ketika Seok-woo harus meninggalkan anaknya dengan terpaksa dan menjatuhkan diri dari kereta agar anaknya selamat. Film ini cukup sempurna bagi saya, benar-benar di luar prediksi. Ketika biasanya film-film korea mengusung tema percintaan dan romantisme, film ini mampu memberikan warna berbeda dari kebanyak film, katakanlah out of the box. Namun, walaupun film ini saya anggap sempurna, tetap saja ada kekurangan yang menjadikan saya sedikit tidak puas. Dalam cerita, tidak di visualisasikan penyebab virus itu menyebar, tidak dibuat flashback ketika perusahaan Seok-woo membuat biotech. Hal itu hanya diberitaukan melalui telepon, saat sekretarisnya, Kim memberitaukan jika wabah itu disebabkan oleh perusahaannya. Namun secara keseluruhan, film ini cukup sukses menghibur saya. Kepiawaian sang sutradara, editing dan effect sudah sangat bagus untuk membuat film ini menjadi lebih hidup dan sempurna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Simple Thing Called Love" by Anna Triana

Judul          : Simple Thing Called Love Penulis       : Anna Triana Penerbit      : Elex Media Komputindo ISBN          : 978 - 602 - 0...