JNGGA

Minggu, 02 Desember 2018

Sinopsis Kisah Gilar dan Arin

Arin menyukai Pram, begitupun Pram. Namun, waktu harus memisahkan keduanya. Takdir tidak memihak kepada cinta mereka. Arin tidak bisa memungkiri jika orang yang dia cintai telahmemiliki kekasih, bahkan sudah bertunangan. Pram tau Arin menyukainya, karena dia pun merasakan hal yang sama, namun Arin tidak pernah mengetahui jika rasa cintanya berbalas. Kenyataan jika Pram sudah tiak sendiri menghantam dan membuat mulutnya bungkam atas rasa yang dia miliki untuk Arin.

Lima tahun kemudian, Arin kembali dipertemukan dengan Pram, bahkan mereka sekarang bekerja dalam tempat yang sama. Pram yang dulu merupakan sosok guru yang disukai Arin, kali ini harus berubah status menjadi partner Arin dalam memberikan ilmu untuk para anak bangsa.

Tentu saja hal itu membuat keduanya shock, terlebih Pram. Disaat dia sudah mengikhlaskan Arin, disaat dia sudah mulai berdamai dengan waktu dan menerima garis takdirnya untuk menikah dengan peempuan yang selama ini menemaninya, dia harus dipertemukan kembali dengan Arin, mantan muridnya yang pernah menyukainya -mungkin masih- dan juga disukai Pram. Bagi Pram, tidak masalah untuknya bekerja sama dengan Arin, karena apa yang terjadi bertahun-tahun lalu merupakan kisah usang mereka, hanya untuk dikenang tanpa berniat membangkitkannya kembali. Yang menajdi permasalahan bagi Pram adalah Arin. Pria itu tidak mengetahui perasaan Arin saat ini, mungkinkah sudah hilang atau masih ada. 

Dan hal itu membuat Pram serba salah. Terlalu baik dan perhatian, takut membuat Arin salah paham atas sikapnya, namun jika Pram mendiamkan Arin, perempan itu masih butuh banyak ilmu darinya, terlebih saat statusnya menyandang guru baru. Tidak banyak teman yang dimiliki Arin untuk hari-hari pertama dia bekerja, karenanya semua guru yang ada di seklah ini sebagian besar adalah guru Arin dan itu membuat perempuan itu canggung untuk mengajak guru lain untuk membeli makan. 

Sedangkan dalam hati Arin, setengah mati dia menahan komunikasi yang terjalin dengan Pram. Bukan karena Arin masih mencintai Pram, tidak, namun Arin takut, dengan segala kebaikan Pram, akan menimbulkan rasa-rasa yang sudah dia buang lima tahun silam datang kembali. Karenanya, Arin setengah mati menahan agar rasa itu tidak kembali lagi, terlebih saat apa Pram berpendapat jika apa yang terjadi dimasa lalu belum dia selesaikan. 

Semesta seolah berkonspirasi. Ketika Arin setengah mati menjaga hatinya, datang seorang pria yang kembali menyentuh hatinya. Dia adalah Gilar, guru seni budaya yang merupakn teman KKN Arin sewaktu dia kuliah. Arin pernah menyukai Gilar, pernah memikirkan Gilar disela-sela waktu senggangnya. Dan kali ini Arin dan Gilar akan berada di tempat yang sama selama lima hari dalam seminggu. 

Hari demi hari Arin dan Gilar kian dekat. Status guru baru yang berada di keduanya membuat mereka semakin dekat. Arin akan mengajak Gilar makan ketika makan, begitupun sebaliknya. Bahkan ketika ada acara sekolah, Arin dan Gilar kerap bersama. Bukan karena mereka inrovert, tidak. Gilar dan Arin sama-sama orang yang humble, namun dalam kenyataannya ada beberapa hal yang membuat mereka hanya nyaman ketika berdua saja, ada beberapa hal yang membuat mereka tidak canggun untuk melakukan satu hal. 

Dan perlahan, perasaan cinta mulai tumbuh dalam hati Gilar. Untuk Arin jangan ditanya, dia senang setengah mati sejak Gilar diterima di sekolah itu. Gilar semakin sering mengajak Arin pergi berdua, pulang bersama atau berangkat bersama saat jadwal masuk mereka sama. Bahkan tak jarang Gilar atau Arin harus menunggu lebih lama dari jam pulang mereka hanya karena mereka ingin pulang bersama. Dan perasaan yang Gilar simpan tidak bisa tertampung lagi saat mereka pergi ke Jogja untuk kegiatan Study tour. Gilar membawa Arin ke satu tempat yang indah dan sejuk di kaki gunung merapi. Di satu kedai, seraya ditemani senja, Gilar menyatakan keseriusannya pada Arin kala itu. Arin tentu saja bahagia, begitupun dengan Gilar. Seolah beban yang selama ini memenuhi pikirannya terangkat begitu saja.

Mereka sempat menjalani kisah cinta normal sebelum seorang perempuan dari masa lalu Gilar datang kembali dan menghancurkan semuanya. Tentang waktu, tentang sabar juga tentang rasa. Arin menangis, Gilar hancur begitupun perempuan itu. Ketiganya berada dalam garis waktu yang salah, ketiganya berada dalam waktu yang tidak tepat, untuk Arin, Gilar dan dia. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Simple Thing Called Love" by Anna Triana

Judul          : Simple Thing Called Love Penulis       : Anna Triana Penerbit      : Elex Media Komputindo ISBN          : 978 - 602 - 0...